Mohon tunggu...
Sigit
Sigit Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan

Dibalik kesuksesan seorang anak ada doa ibu yang selalu menyertainya, kasih sayangnya takan pernah luntur, dan takan tergantikan.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Jika Sadar Kesehatan, Rokok Murah Juga Tidak Bakal Dibeli

25 Agustus 2016   06:25 Diperbarui: 26 Agustus 2016   21:55 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negara Jepang memang dengan sengaja mempersulit orang untuk merokok, pembelian rokok di vending machine hanya bisa dilakukan dengan kartu yang telah diisi sejumlah nominal uang. Untuk mendapatkan kartu tersebut kita harus mengisi form tentang identitas diri dan melakukan verifikasi ditempat yang telah ditentukan. aturan menggunakan kartu TASPO (kartu untuk membeli rokok di Vending mesin) minimal kita harus berusia lebih dari 20 tahun untuk membeli dan mengonsumsinya. Untuk pembelian langsung di minimarket juga berlaku aturan yang ketat, jika melanggar sangsi keras sudah dipersiapkan.

Menaikkan Harga Rokok, atau Membatasi Penjualannya?
Pemerintah sebaiknya fokus dulu bagaimana cara agar rokok tidak dijual bebas, terlebih kepada anak di bawah umur. Pemberlakuan area bebas asap rokok juga harus diiringi dengan pembuatan area-area yang diperbolehkan untuk merokok. Tidak ada larangan untuk merokok, tetapi tidak adil juga jika kita yang bukan perokok harus menanggung penyakit akibat paparan asap rokok.

Untuk melakukan kontrol penjualan rokok memang tidaklah mudah, belum adanya aturan tempat penjualan rokok menjadi penghambat untuk tidak menjual rokok terhadap anak di bawah umur. Kenaikan harga rokok hanya akan menimbulkan masalah baru, banyak hajat hidup orang banyak yang akan terganggu. Bukan tidak mendukung wacana tersebut, tapi akan lebih baik lagi jika dikaji lebih mendalam agar tidak menimbulkan masalah dalam kondisi ekonomi kita yang masih berjalan lambat.

Selain area untuk perokok yang sampai sekarang masih menjadi pekerjaan rumah terbesar yang belum mampu dilaksanakan dan ditegakkan baik di ibu kota maupun di daerah. Masih banyak sekali perokok yang merokok tanpa peduli akan orang di sekitarnya. Dan yang paling miris masih ditemukan orang tua merokok sambil menggendong anaknya yang masih bayi, padahal asap rokok yang terhirup dari orang yang merokok malah lebih berbahaya. Untuk bisa mewujudkannya, sangat dibutuhkan komitmen, tanpa komitmen aturan atau sistem apapun yang telah dibuat tidak akan berhasil. 

Adanya kajian dan wacana pemerintah untuk menekan perokok di Indonesia patut dan layak kita apresiasi, artinya masih banyak yang yang perduli akan kesehatan. Jangan sampai kajian dan wacana tersebut disalahartikan, karena tidak mungkin juga pemerintah secara gegabah langsung menaikkan harga rokok. Semua pihak terkait harus ikut berpikir, jangan sampai ada yang dirugikan dan menguntungkan salah satu pihak tertentu.

Kenaikan harga rokok tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan jumlah perokok. Menaikkan harga rokok sama dengan memaksa para perokok untuk berhenti dari kebiasaan merokok secara spontan. Hanya kesadaran dari diri sendiri, sadar akan mahalnya kesehatan, peduli akan orang sekitar yang tidak merokok serta mendukung lingkungan tanpa asap rokok.

Jika sudah sadar, rokok harga gocengan juga tidak bakal di beli. Memulai dari generasi muda tanpa asap rokok akan lebih baik dan lebih mudah, sama dengan memadamkan api yang sudah membesar akan sangat sulit, lebih baik menyiram bagian yang belum terbakar agar api tidak merembet ke mana-mana. 

Cikarang 25082016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun