Mohon tunggu...
Sigit
Sigit Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mimpi-mimpi yang menjadi kenyataan

Dibalik kesuksesan seorang anak ada doa ibu yang selalu menyertainya, kasih sayangnya takan pernah luntur, dan takan tergantikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lika-liku Seorang Pujakesuma

18 September 2015   10:59 Diperbarui: 18 September 2015   10:59 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(sh :sahabat dan sy :saya)

Saya jelaskan bahwa saya ini suku jawa asli, hanya lahir di sumatera, kalau gampangnya kota Medan. ya kalaupun saya jelaskan tepatnya kota binjai, malah nggak mudeng pasti yang tanya. kalau kata orang tua saya dulu jamanya Pak Harto, ada yang namanya transmigrasi, yang tujuanya untuk pemerataan penduduk. malah kalau dibilang yang banyak tinggal di daerah medan sekitarnya adalah suku jawa. dari banyaknya suku yang ada disana. walaupun di disangka orang batak setiap berkenalan, tapi saya tidak merasa risih, saya bangga sudah lahir dan besar di kota medan. kalau untuk mencari rezeki memang saya harus merantau dan tidak menetap di sana.

Orang medan itu keras,"suaranya apa lagi" ulet dan pantang menyerah, itu memang fakta bung, dan karena saya lahir dan besar dilingkungan dengan campuran suku di sana, maka terpatrilah sifat2 dan wakatk orang medan di kepala saya. dan saya akui orang batak itu pekerja keras, nah dulu waktu kerja di perusahaan yang lama, banyak penggalaman bertemu dengan orang batak medan yang memang perantauan seperti saya. saya pernah di bentak saat masih baru pertama kali bekerja, eh saya yang memang sudah terbiasa dengan lingkungan seperti itu hanya bisa tersenyum saja meladeni lae yang satu ini, badanya besar, suaranya lantang dan timbulah percakapan antara kami berdua;

Lae :"Hei ngapain pulak kau disini"? dengan suara lantang dan logak batak tobanya

sy : "Maaf, saya orang baru pak", saya jawab dengan sopan sekali

lae :"Kau kalau tidak ada ijin, jangan pulak kau masuk2 area sini!",makin banter aja suaranya lae satu ini

sy :Saya ulangi sekali lagi "Sorry lae, aku orang baru disini", keluarlah logat batak saya hahaha

Lae :"Iya orang bataknya kau?, suaranya merendah

sy :"Ga lae, lahir dimedan aja, aslinya dari binjai

Lae :"Oooo",Hanya manggut-manggut (mungkin keselek ludah)

(Lae:pangilan pria dimedan dan sy :saya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun