Beberapa bulan belakangan  hati ini selalu galau dan galbi, selalu dipenuhi rasa iri sekaligus malu pada diri sendiri, Kalah dengan rasa takut dan akhirnya sulit untuk menentukan sikap, Benarkah kita harus selalu mengikuti kata hati, dan salahkah  jika harus selalu menimang dan menimbang , yang pada akhirnya membuat hati ini jadi tak tenang. Ini bukan suatu penyakit tapi ini masalah berani atau tidak, tuhkan jadi panjang, penyebab galau ini KOMPASIANA loh..,bagaimana tidak, sudah hampir tiga tahun saya mengikuti blog terpopuler saat ini tapi hanya sebagai pembaca budiman saja.
Awalnya Cuma  haus informasi saja,tapi lama kelamaan jadi berfikir kenapa saya tidak ikutan saja menulis seperti mereka , Mana tau tulisan kita bisa bermanfaat setidaknya buat diri sendiri dulu, Ngiri loh sama mereka para Kompasianer ...,bagaimana tidak, seorang kompasianer bisa memposting lebih dari 1 tulisan dalam sehari dan bahkan lebih, malah saya berfikir ini orang pasti waktu santainya tidak terbatas, abis bisa menulis artikel lebih dari satu bahkan lebih dan itu bukan hanya dua atau tiga alenia tapi kalau dibaca sampai habis, saya bisa korupsi waktu kerja jadinya hehehe.....
Di penghujung tahun 2013 akhirnya saya memutuskan bergabung di Blog Kompasiana berharaf saya bisa lebih terpacu. Sedikit demi sedikit, saya mulai mengenal akrab sosok dan profile beberapa kompasianer, itu juga karena mereka selalu menyuguhkan tulisan2 yang luar biasa,informasi terkini bahkan selalu langganan HL dan TA. Awalnya saya hanya meninggalkan vote untuk kategori tulisan yang di Posting tapi rasanya ga klop kalau ngak meningalkan jejak, setidaknya saya menambah poin sedikit walaupun belum pernah memposting  tulisan saya sendiri,begitu dan seterusnya mengomentari tulisan demi tulisan yang saya baca setiap harinya.
Satu yang saya suka di Blog Kompasiana ini, jarang sekali ada komentar2 yang bernada negatif atau menyinggung si penulis tentang tulisan yang sudah di Posting, Sebab itulah saya memberanikan diri juga untuk mulai menulis dan itupun tidak akan terwujud jika hanya ada niat tapi tidak ada realisasinya. Masalahnya juga kapan waktu saya untuk menulis, Mengurus pekerjaan saja kadang kerepotan dan kalau harus menulis dirumah ya harus menunggu semua tidur baru bisa menulis, tapi saya jugakan punya tanggung jawab karena setiap pagi sekali saya harus berangkat bekerja, Masa gara-gara pengen jadi penulis saya harus terkantuk-kantuk sambil bekerja ah sangat tidak professional sekali ya.., Terus kalau saya hanya berfikir kapan tulisan saya akan jadi dan bisa memposting tulisan pertama saya di Kompasiana.
Semua memang butuh proses, Kalau dipikir masak-masak atau sampe mateng sekalipun sebenarnya banyak sekali waktu luang walupun tidak begitu banyak ,malah waktu libur saya kadang habis hanya untuk sesuatu yang kurang bermanfaat, tapi masalahnya itu ga segampang membalikan telapak tangan, Lagi2 saya berperang melawan hawa negatif didalam fikiran saya. Ya karena menurut saya untuk seorang penulis pemula harus banyak belajar dan mengasah kemampuan agar bisa dikatakan sukses, yach  minimal verifikasi hijau hehe...,(Ngimpi), kemudian masalah emosi juga tak kalah sensitifnya dan ini yang menjadi musuh terbesar saya untuk bisa dan berani mulai menulis.
Sahabat kompasianer tercinta mungkin ada yang pernah mengalami hal seperti saya,galau berkepanjangan dan butuh obat dengan dosis tinggi agar bisa sembuh dengan instan, Kalaupun tulisan pertama saya ini berhasil saya Posting, maka perlu diketahui bahwa tulisan ini memakan waktu,tenaga dan fikiran saya untuk bisa menyelesaikanya hehehe...,saya butuh bimbingan sahabat kompasianer agar bisa menjadi penulis yang handal. Semoga impian ini tidak hanya sebuah mimpi bagi saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H