Stambul adalah mushaf yang berukuran sekecil kuku jempol. Stambul dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini karena, pada zaman dahulu, Nusantara didatangi oleh pedagang dan saudagar yang berasal dari timur tengah, kebanyakan dari mereka adalah kaum penganut aliran sufi tasawuf yang menyebarkan agama Islam.
Menurut kepercayaan orang dulu, Stambul dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :
1. Tinta Emas
2. Tinta Merah
3. Tinta Hitam
Stambul di Indonesia memiliki beberapa ciri khas, yaitu :
1. Terdapat lambang sembilan bintang yang melingkar di atas sebuah pohon palm dan dibawahnya terdapat dua pedang Zulfiqar yang saling menyilang
2. Kotak penyimpanannya terbuat dari bahan logam dan terdapat lensa optik berupa loupe (kaca pembesar berbentuk bulat)
3. Bahan kertasnya terbuat dari perkamen (kulit hewan)
4. Kalimat "walyatalaththof" (surat Al-Kahf ayat 19) ditulis menggunakan tinta berwarna merah untuk semua jenis tingkatan Stambul
Awal mula nama Stambul berasal dari kota Istanbul pada zaman kekhalifahan Turki Utsmaniyah (Ottoman). Sebelumnya, kota Istanbul dikuasai oleh Yunani dan diberi nama Byzantium. Setelah itu, direbut oleh bangsa Romawi dan diberi nama Constantinople. Dan yang terakhir, ditaklukkan oleh Turki dan diberi nama Istanbul.