Mohon tunggu...
Sigit Ardiansyah
Sigit Ardiansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Wirausaha

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tabut Perjanjian

10 Januari 2025   15:39 Diperbarui: 10 Januari 2025   15:47 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tabut Perjanjian (Ark of the Covenant) adalah peti yang berisi beberapa benda terkait dengan perjanjian antara Bani Israel dengan Tuhan mereka (Allah) yang diwahyukan kepada Musa di gunung Sinai.

Tabut Perjanjian diakui oleh tiga agama Abrahamik, yaitu :

1. Yahudi

2. Nasrani

3. Islam

Tabut Perjanjian dalam Alkitab Ibrani (Hebrew Bible / Tanakh) disebut sebagai satu-satunya harta yang paling sakral di dunia karena pernah dibawakan oleh malaikat (Cherubim).

Sedangkan dalam Kanon Kristen (Christian Canons), tabut perjanjian bisa disebut juga sebagai "Perjanjian Lama (Old Testament)", karena didalamnya memuat perjanjian tentang "Sepuluh Perintah Tuhan (Ten Commandments)".

Menurut hipotesis, setidaknya ada lima benda yang terdapat didalamnya, yaitu :

1. kitab Taurat (Torah)

2. Loh batu (Tablets of Stone)

3. gulungan Suhuf (Scrolls of Moses)

4. Tongkat harun (Aaron's Rrod)

5. roti Manna (Jar of Manna)

Menurut riwayat, tabut perjanjian pernah diwariskan hingga empat generasi, yaitu :

1. Musa & Harun

2. Tholut

3. Dawud

4. Sulayman

Menurut teori konspirasi, tabut perjanjian mungkin masih ada di suatu tempat yang disebut Bayt Al-Maqdis (Solomon's Temple).

Hingga kini, tabut perjanjian masih menjadi misteri yang hilang bagai ditelan bumi. Tak ada satupun manusia yang mengetahui persis dimana tabut perjanjian berada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun