Mohon tunggu...
Sigit Suharta
Sigit Suharta Mohon Tunggu... Ilmuwan - Magister Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor

Magister Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Ahli Ilmu Pangan dalam Pembangunan Indonesia

6 Maret 2019   20:53 Diperbarui: 6 Maret 2019   23:18 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Institute of Food Technologist mendefinisikan ilmu pangan sebagai ilmu yang diambil dari berbagai disiplin ilmu seperti biologi, teknik kimia dan biokimia untuk mempelajari proses pengolahan pangan dan pada akhirnya memperbaiki produk pangan bagi khalayak umum. Dengan mengaplikasikan hasil temuan mereka, para ahli ilmu pangan bertanggung jawab mengembangkan makanan yang aman dan bergizi serta dikemas secara inovatif.

Menurut laporan Industry Facts and Figures 2017 dari Kementrian Perindustrian, industri pangan merupakan industri yang terbesar di Indonesia dengan menyumbang sebesar 32.84% dari produk domestik bruto (GDP) pada tahun 2016. Pertumbuhan industri pangan, 8.46% pertahun, jauh di atas pertumbuhan industri-industri lainnya. Hal ini tentu membuat banyak pemain berlomba-lomba untuk memasuki pasar ini.

Presiden Jokowi mengatakan bahwa “Saat ini, UMKM menyumbang terhadap PDB hingga 60,34 persen. Presiden Joko Widodo mengatakan UMKM harus naik kelas” (Putra 2018). Oleh karena itu, UMKM, terutama pengusaha dalam bidang makanan memainkan peranan penting bagi perekonomian.

Salah satu cara UMKM untuk naik kelas tersebut dapat dengan menggandeng ahli ilmu pangan dalam produksi dan pengembangannya sehingga lebih dapat bersaing terutama dengan industri-industri besar dan pemain asing. Oleh karena itu, ahli ilmu pangan memberikan peranan besar bagi pembangunan ekonomi terutama dalam mengembangkan industri pangan di Indonesia.

Banyak kasus-kasus negatif produk pangan seperti penggunaan bahan baku yang tidak diizinkan dan kontaminasi produk dari mikroba tentu mencoreng reputasi industri ini di mata konsumen. Hal ini tidak boleh diabaikan karena UMKM berperan besar terhadap industri di Indoneia.

Ahli pangan dalam pendidikannya telah terdidik dan dilatih dalam hal keamanan pangan, proses pengolahan yang baik, penggunaan bahan tambahan pangan yang aman, mikrobiologi pangan, dan lain sebagainya sehingga dapat mencegah kasus-kasus ini terjadi. Dengan memastikan kemanan pangan hasil produksi UMKM, kepercayaan konsumen dapat meningkat sehingga konsumen tidak ragu untuk membeli produk-produk tersebut.

Cara lain ilmu pangan berperan dalam pembangunan UMKM pangan Indonesia adalah dari segi riset dan pengembangan produk-produk terebut. Ahli ilmu pangan yang berpengalaman mengerti akan interaksi-interaksi bahan yang digunakan dalam pembuatan makanan.

Pengetahuan akan hal tersebut membantu dalam penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) sehingga kualitas, umur simpan dan kelezatan pangan tersebut dapat ditingkatkan. Konsumen zaman sekarang sangat perduli dan sensitif terhadap kualitas, oleh karena itu UMKM pangan harus berinvestasi dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkannya.

Ahli pangan juga mengerti akan reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses pembuatan makanan sehingga reaksi-reaksi yang menguntungkan dapat dioptimalisasi (seperti reaksi pencoklataan Maillard yang membentuk senyawa flavor yang lezat dalam proses pemanasan) dan reaksi-reaksi yang kurang menguntungkan dapat dicegah (contohnya pencoklatan oleh enzim ketika sayur atau buah dipotong).

Ahli pangan juga berperan dalam rekayasa proses produksi pangan sehingga produk dapat dihasilkan secara masal dan efisien. Hal ini tentu dapat menekan biaya produksi agar dapat menjamah masyarakat yang lebih luas. Memberikan semua masyarakat askes terhadap makanan yang aman, lezat, bergizi dan terjangkau merupakan tujuan termulia dari praktisi ilmu pangan.

Penurunan biaya produksi dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi pemilk UMKM tersebut sehingga dapat mengembangkan sayap usahanya dan juga dapat menutupi biaya penggunaan ahli pangan di perusahaannya.

Industri makanan dan minuman merupakan industri yang terbesar di Indonesia dan UMKM menyumbang lebih dari 60% produk domestik bruto Indonesia. Oleh karena itu, pemberdayaan UMKM pangan dengan bekerja sama dengan ahli pangan adalah sebuah investasi yang wajib dipertimbangkan oleh para pelaku industri.

Beberapa keuntungan yang dapat diraup antara lain pencegahan kasus-kasus negatif dari penggunaan bahan pangan yang salah, mendukung riset dan pengembangan produk UMKM, serta meningkatkan efisiensi produksi.

Sigit Suharta

Mahasiswa Magister Ilmu Pangan

Institut Pertanian Bogor

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun