Baru kepentok dikit karena masalah kantor eh langsung baper, banyak tekanan dalam pekerjaan eh alasan kesehatan mental, habis itu karena merasa enggak kuat lagi kerja di kantor eh malah buru-buru resign dari kantor.
Ya, resign prematur, inilah fenomena dinamika dunia kerja yang kekinian melanda Gen Z. Baru sebentar mengarungi dunia kerja tapi karena alasan-alasan ketidak cocokan tertentu eh langsung resign begitu saja tanpa pertimbangan matang.
Padahal, yang namanya dinamika dunia kerja itu akan selalu penuh tantangan, dan itu harus dihadapi dan ditaklukan dengan mental yang tangguh.
Pandangan negatif bahwa gen z adalah generasi yang rapuh, mudah baperan, hingga enggak beretiket malah jadi semakin terstigma dengan sendirinya. Inilah yang penting harus di sadari para gen z.
Kalau sedikit-sedikit karena enggak cocok dengan iklim kerja kantor langsung resign prematur, maka tentu saja ini bukan hal baik, karena kedepannya akan berdampak pada masa depan karier gen z sendiri.
Bisa-bisa kalau kerap resign prematur yang diterapkan gen z, maka kantor di luar sana akan menandai atau mem-blacklist gen z, sehingga gen z malah jadi sulit keterima kerja lagi di kantor lainnya.
Oleh karenanya, perilaku resign prematur dikalangan gen z ini jangan dibudayakan, jangan buru-buru resign hanya karena sedikit-sedikit enggak cocok dengan kantor, pikirkan dulu dengan matang.
Karena kalau budaya resign prematur ini jadi kebiasaan, maka akan berdampak pula kedepannya bagi perkembangan karier para gen z di dalam dimamika dunia kerja.
Lantas, apa yang bisa diterapkan gen z untuk menghilangkan budaya resign prematur ini?
1. Mental yang tangguh.
Immun mentality atau mental baja atau mental yang tangguh harus di miliki oleh para gen z dalam menghadapi tantangan dinamika kerja.
Sedikit-sedikit bapaeran enggak akan menyelesaikan masalah. Lebih baik hadapi dengan mental baja, karena yang namanya dinamika dunia kerja itu kadang landai, kadang penuh tekanan, kadang membahagiakan. Jadi hadapi semuanya dengan mental tangguh.
Jangan sedikit-sedikit alasan kesehatan mental. Selama masih bisa ditolerir hadapi dengan kekuatan mental yang baja. Dengan begitu mental akan semakin kuat dalam menghadapi tantangan dinamika dunia kerja
2. Berpikir dengan bijak.
Pertimbangkan dengan pikiran yang bijak terkait apa-apa yang menjadi tantangan dalam dinamika dunia kerja. Bawa pikiran kearah positif untuk selalu bisa menghadapi tantangan kerja.
Berpikir dengan bijak akan semakin menguatkan mental untuk menghadapi tantangan-tantangan yang berlaku di kantor.Â
Jauhkan pikiran untuk resign prematur, berpikirlah dengan bijak bagi perkembangan karier kedepan. Jangan akomodir pikiran dan mental baperan untuk resign prematur. Lebih baik berpikir matang demi masa depan perkembangan karier.
3. Etiket yang baik.
Etiket sangat berdampak pada penilaian secara personal, oleh karenanya etiket ini jangan dikesampingkan oleh para gen z.
Kalau etiket gen z dapat di nilai baik oleh manajemen kantor, maka perkembangan karier dapat sesuai harapan. Etiket yang baik dari para gen z sangat penting untuk perkembangan karier.
-----
Ya, gen z harus menyadari bahwa resign prematur bukanlah solusi dalam menghadapi tantangan dinamik dunia kerja, karena resign prematur akan menjadi masalah bagi kedepannya bagi gen z, sebab mental jadi rapuh dan kurang daya juang dalam dinamika kerja. Jadi, berjuanglah hadapi tantangan dinamika dunia kerja.
Demikian kiranya artikel singkat ini, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H