Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Polemik Parkir Sembarangan di Perumahan yang Bikin Retak Hubungan Bertetangga

20 November 2024   08:46 Diperbarui: 20 November 2024   08:51 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polemik Parkir Sembarangan di Kawasan Perumahan | Dokumen Foto Via Freepik.com

Parkir berderet-deret dikawasan perumahan sudah menjadi polemik klasik di kawasan perumahan. Seperti halnya juga di kompleks perumahan di tempat saya. Parkir berderet-deret sudah jadi kebiasaan oleh warga. 

Yang jadi polemik itu adalah ketika ada warga yang komplain ketika lahan depan rumahnya jadi lahan parkir tetangganya. Tak ayal konflik pun terjadi antara warga yang merasa terganggu karena depan rumahnya diparkirin dengan warga yang parkir.

Sampai tetangga saya tersebut menaruh pot bunga di lahan depan rumahnya. Namun malah potnya dipindah oleh tetangga yang mau parkir mobil sehingga malah jadi tambah konflik karena enggak ada yang mau mengalah. Masing-masing mempertahankan pendapatnya yang lebih benar. 

Sampai sekarang konflik masih berlangsung dan situasi hubungan bertetangga pun jadi tidak harmonis, karena masalah parkir tersebut.

Ya, apa yang dialami tetangga saya itu ternyata juga saya alami, bahkan saya lebih parah. Ini kasusnya beberapa tetangga belakang rumah saya parkir di lahan depan rumah saya, tidak hanya satu mobil tapi sampai tiga buah mobil. 

Saya tegur, malah mereka yang marah sama saya. Padahal yang namanya parkir dibadan jalan meski itu lahan depan rumah saya itu mengganggu fungsi utama jalan.

Mereka yang parkir itu malah balik nanya kalau enggak parkir di lahan depan rumah saya mau parkir dimana. Malah saya yang disuruh mikir. Padahal harusnya mereka yang berpikir, enggak punya lahan garasi dan punya rumah dibelakang kok beli mobil.

Tapi ya begitulah, omongan saya enggak didengar malah saya yang merasa terintimidasi dengan mereka, jadi ya sudahlah mau bagaimana lagi. Yang jelas sekarang ini hubungan saya dengan tiga tetangga belakang rumah agak tidak harmonis karena polemik parkir di lahan depan rumah saya.

Polemik parkir sembarangan di kawasan perumahan | Dokumen Foto Via Freepik.com
Polemik parkir sembarangan di kawasan perumahan | Dokumen Foto Via Freepik.com

Hal ini tentunya jadi polemik yang lain, gara-gara tetangga memarkirkan mobik dilahan depan rumah malah menimbulkan ketidak harmonisan dalam bertetangga.

Pernah polemik parkir ini dilaporkan kepada Pak RT, tapi laporan hanya laporan, solusi enggak ada karena memang situasionalnya rumit. Entah apa solusi dari dua kasus yang saya uraikan di atas. Nampaknya susah untuk diatasi.

Dampak polemik masalah parkir ini yang jadi berkepanjangan, kayak saya misalnya jadi malas bertegur sapa dengan tetangga belakang rumah. Jadi gimana gitu rasanya dengan tetangga belakang rumah.

Sejatinya, saya tahu tetangga itu saudara terdekat kita, tapi kalau ada polemik parkir begini mau bagaimana, kan jadi serba salah.

Tapi ya sudahlah saya mengalah saja, mau bagaimana lagi, polemik parkir sudah serumit itu enggak ada solusinya.

Yang jelas saya tetap berupaya menjaga hubungan bertetangga dengan tetangga belakang rumah saya tetap harmonis, meskipun sebenarnya gedeg juga dengan polemik parkir tersebut.

Saya rasa hubungan bertetangga yang harmonis lebih penting ketimbang berpolemik, daripada berpolemik soal parkir lebih baik tetap menjaga hubungan antar tetangga.

Kira-kira bagaimana menurut pembaca terkait dua kasus polemik parkit di kawasan atau komplek perumahan saya ini bisakah pembaca memberi solusi, kalau ada saran dan masukan penulis sangat mempersilakan. 

Sekali lagi yang terpenting bagi saya di sini dalam menyikapi polemik parkir di lahan kawasan perumah ini, jangan sampai mendampaki keharmonisan hubungan bertetangga.

Entah bagaimana menurut anda, kalau saya, ya sudahlah saya lebih mementingkan keharmonisan bertetangga. Karena biar bagaimana pun juga, tetanggalah saudara terdekat kita, kalau ada apa-apa, tetanggalah yang bisa menolong kita.

Sebab mau berpolemik toh enggak ada solusinya, adanya cuman konflik dan konflik soal lahan parkir antar tetangga, hubungan bertetangga rusak jadi enggak enak. Lebih baik ya sudahlah mengalah, meskipun parkir dilahan depan rumah atau dibadan jalan itu salah tapi karena enggak ada solusinya dan tetap begitu-begitu saja ya mau diapain lagi.

Sekali lagi, bagi yang punya solusi atas dua kasus saya, maka saya persilakan dengan terbuka untuk memberikan saran dan solusi.

Demikian kiranya artikel singkat ini, semoga dapat bermanfaat.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun