Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Syukur, Pelampung Jiwa yang Mencegah Tenggelam dalam Keputusasaan

11 Maret 2024   11:41 Diperbarui: 11 Maret 2024   11:58 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Calon buah hati yang kami gadang-gadang sudah sangat lama, dan kami jaga dengan penuh kasih sayang, gagal terlahir kedunia, betapa sangat sedihnya kami saat itu. Rasa kecewa dan enggak terima dengan keadaan melingkupi kami.

Tapi mau bagaimana lagi, itulah yang sudah ditakdirkan, kami hanya bisa wawas diri dan mengambil hikmah bahwa ini masih belum rezeki kami. 

Cobaan kedua yang berat juga adalah, ketika kami pernah kena tipu oleh orang yang sudah kami anggap saudara sendiri. Ya, kami pernah diajak investasi tapi ternyata investasinya bodong. Puluhan juta uang kami raib dibawa kabur.

Orang yang sudah kami anggap saudara sendiri tersebut kami sudah enggak tahu lagi di mana rimbanya, kami sebenarnya sangat terpukul dengan kejadian ini, tapi mau bagaimana lagi, namanya juga cobaan.

Pada akhirnya, kami mengambil hikmah bahwa, dalam menghadapi setiap cobaan, maka kami harus selalu bersabar, cobaan ini adalah tanda kami harus selalu bersyukur dan eling kepada sang pencipta. Bahwa Setiap cobaan harus dihadapi dengan sabar dan selalu mohon petunjuk kepada Allah SWT. 

3. Jangan selalu pasrah dengan keadaan, tetaplah untuk Ikhtiar.

Salah besar bila kita pasrah dengan keadaan, hanyalah suatu kepercumaan belaka bila mengeluhkan soal kehidupan yang gini-gini aja. Ngomelin keadaan tanpa ada upaya sungguh-sungguh memperbaikinya.

Ya, ikhtiarlah sejatinya jalan keluarnya. Karena dengan upaya bersungguh-sungguh kita bisa saja memperbaiki hidup yang dibilang kok gini-gini aja tadi menjadi lebih baik. Daripara pasrah dengan keadaan lebih baik ikhtiar dengan kesungguhan hati.

Nah, inilah pengalaman saya soal syukur ini. Dengan bersyukur ini, adalah penenang bagi jiwa saya. Syukur bagi saya adalah pelampung bagi saya untuk tidak tenggelam dari keputusasaan.

Demikian kiranya artikel singkat ini, semoga dapat menjadi wahana yang saling menambah wawasan dan manfaat bagi bersama.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun