Sudah kerja keras bagai kuda, dibela-belain lembur sampai malem, eh tapinya kok enggak ngaruh? Kok tetap gini-gini aja ya?
Padahal dari lemburan ada tambahan uang lembur, bahkan ada tambahan uang makan, belum lagi insentif kalau ada dapat tambahan tugas di luar job desc, tapi kok ya tetap stuck di kelas menengah aja sih, kenapa ya?
Oh iya, barusan juga naik gaji 8 %, tapi kok ya enggak ngaruh, kok ya tetap sama, gini-gini aja?
Ini kok sama saja, penghasilan kok habis blas bles gitu aja, tiba-tiba aja udah mau habis, kok rasanya cepat banget lewatnya ini penghasilan, tiba-tiba mau akhir bulan kok nyaris bokek?
Apa karena semakin kesini apa-apa pada mahal ya, sehingga ada dampaknya juga pada kondisi ekonomi rumah tangga?
Ya, begitulah yang jadi pertanyaan saya dengan situasi dan kondisi kekinian yang saya alami, rasanya saya sudah bekerja begitu militan tapi kok stagnan enggak ada peningkatan signifikan.
Saya sebagai ASN dengan Pangkat Golongan III/D dengan jabatan Kepala Urusan di Instansi saya bekerja, tapi merasa terperangkap begitu lama di middle income atau dikelas menengah.
Padahal kalau dipikir-pikir ya, besaran penghasilan saya mulai dari gaji, tunjangan kinerja, dan uang makan berkisar delapan juataan rupiah, tapi kok ya gitu-gitu aja, blas bles tahu-tahu udah mepet aja pas mau akhir bulan.
Anomali bukan? Apakah bisa jadi di sini saya dan istri ada kesalahan dalam menerapkan gaya hidup?Â
Ya, bukannya bermaksud menggurui dan mengajari, inilah yang akan menjadi wahana saling sharing saran dan masukan saya kepada Anda.