Banyak kasus karyawan bawahan yang kerap komplain tentang bagaimana kepemimpinan leader-nya yang enggak kompeten dalam memimpin team work mereka.
Ada yang mengatakan kalau leader mereka suka menyalahkan tim, enggak adil, cara komunikasinya buruk, ketika memberi punishment enggak etis dan enggak manusiawi, enggak pernah ngasih reward, dan sebagainya.
Pada akhirnya leader enggak kompeten dan ditinggal oleh anggota team work karena enggak betah dengan kepemimpinannya tersebut.
Apa sebenarnya penyebab seorang leader yang semestinya dipercaya memimpin team work kok justru enggak kompeten? Kenapa di bawah kepemimpinannya team work malah jadi berantakan?
Pertama, leader diangkat berdasarkan "trah" atau "dinasti politik" ditambah pula tanpa di didik dengan matang bagaimana menjadi seorang leader.
Ini biasanya terjadi pada kantor atau perusahaan yang para user-nya adalah satu keluarga atau saling bertalian keluarga dan saudara.
Seperti misal, seorang CEO yang menempatkan keponakannya sebagai leader dalam team work, atau menjadikan anaknya menjadi pucuk pimpinan untuk menggantikannya.
Tentu perusahaan yang begini tidak akan mempertimbangkan unsur mutu dan kualitas, karena keluarga. Mau itu sosoknya kompeten atau tidak, memenuhi syarat sebagai leader atau tidak, eligibel atau tidak, maka tetap saja didudukan dalam jabatan sesuai keinginan pucuk pimpinan tertinggi dalam perusahaan atau kantor.
Inilah yang penulis maksudkan leader enggak kompeten yang diangkat berdasar trah atau dinasti politik yang tentu saja kurang pas diterapkan. Kecuali, bila talent kandidat leader tersebut benar-benar dididik dan disiapkan secara matang sesuai persyaratan leader, tentu kalau begini akan lain ceritanya.