Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dampak Buruk Hustle Culture yang Kerap Diabaikan

26 Januari 2024   13:16 Diperbarui: 27 Januari 2024   18:31 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar pekerja yang dilanda hustle culture | Dokumen Foto Via Freepik.com

Jujurly, saya pernah tenggelam berkecimpung pada masa-masa hustle culture, yang mana ketika itu saya merasa flow state banget dengan kerjaan sampai dibilang saya hobi kerja.

Lembur dalam keseharian dinamika kerja sudah jadi rutinitas saya, bahkan kadang saat waktu libur dan weekend pun saya masih berkutat dengan kerjaan kantor.

Termasuk jadi kurang olahraga dan berkurangnya waktu untuk keluarga, bahkan yang aneh itu kok saya malah merasa bersalah ketika istirahat dari kerja ini. Loh kok bisa ya, pikir saya saat itu.

Memang sih tidak dimungkiri, metode pendekatan secara hustle culture ini membuat saya mencapai beberapa torehan prestasi dan kemajuan dalam perkembangan karier.

Namun, lama-lama saya menyadari seperti ada sesuatu yang hilang dan hampa, bahkan saya pernah tersentak menyadari bahwa selama ini saya sangat merasa terisolasi dan kesepian ditengah hustle culture.

Dampak yang paling saya rasakan yang pada akhirnya juga berpengaruh signifikan adalah pada kesehatan mental saya, sehingga saya sampai harus berobat ke dokter spesialis kejiwaan. Karena pada akhirnya saya kena other anxiety disorder.

Rujukan ke Dokter Sp KJ | Dokumen Pribadi
Rujukan ke Dokter Sp KJ | Dokumen Pribadi

Surat rujukan kontrol dokter Sp Kj | Dokumen Pribadi.
Surat rujukan kontrol dokter Sp Kj | Dokumen Pribadi.

Kenapa kesehatan mental saya akhirnya sampai kena?

Ya, tentu saja ini karena saya mengakomodir hustle culture tadi, karena hustle culture saya jadi burn out, stres, kesepian dan terisolasi tanpa sadar, kurang piknik karena taunya kerja, kerja, dan kerja tapi mengabaikan dampak buruknya.

Berangkat dari apa yang terjadi ini, pada akhirnya saya menyadari, saya tidak boleh begini terus saya harus mengubah pola usang saya dan instrospeksi diri serta evaluasi diri dari hustle culture ini.

Oiya, ngomong-ngomong sebelum lanjut, kira-kira apa saja sih dampak buruk hustle culture yang kerap diabaikan ini?

Ilustrasi gambar pekerja yang dilanda hustle culture | Dokumen Foto Via Freepik.com
Ilustrasi gambar pekerja yang dilanda hustle culture | Dokumen Foto Via Freepik.com

1. Produktivitas menurun dratis.

Ya, kita mengira bahwa dengan hustle culture ini kita jadi produktif dalam bekerja, tapi sejatinya tanpa kita sadari yang terjadi adalah sebaliknya.

Bagaimana tidak, waktunya kita pulang kerja kita malah lembur, waktunya kita liburan kita malah kerja, waktunya kita istrihat eh malah kita kerja. 

Akhirnya kita gampang capek, gampang stres akibat ulah sendiri mengakomodir hustle culture. Jelas bukan, kalau beegini produktifitas malah terdampak.

2. Masalah kesehatan fisik.

Jelas kesehatan fisik kita lama-kelamaan akan bermasalah, karena kita kurang istirhat, kurang refreshing, otak tegang terus karena berpikir terus. 

Akhirnya jatuh sakit akibat kita kerja, kerja, kerja terus eh tipes juga, tumbang juga, sehingga kalau sudah begini kan yang jadi kasian keluarga kita dan kita sendiri.

3. Kesehatan mental terganggu.

Ini jelas banget pasti akan mendampaki, karena pikiran terus tertekan dengan bermacam hal terkait pekerjaan, menuntut diri untuk perfeksionis menuntaskan kerjaan.

Sehingga lama kelamaan kita kena mental, kejiwaam kita keganggu, seperti halnya yang saya alami, akibat mengakomodir hustle culture kesehatan mental saya malah terdampak.

4. Tidak punya waktu untuk diri sendiri.

Tentu saja akibat hustle culture ini kita jadi jarang banget perhatian pada diri kita sendiri, olahraga jadi jarang, menekuni hobi jadi jarang, malah kebalikannya kerjaan dijadikan hobi keseharian.

5. Hubungan sosial terganggu.

Dampak berikutnya dari hustle culture ini adalah terganggunya hubungan sosial kita, ini karena kita sudah membuat jarak atau jurang pemisah dengan sesama.

Kita jarang ada waktu bercengkerama dengan keluarga, bersosialisasi dengan teman, dan tetangga. Kita asik tenggelam dalam dunia sendiri untuk kerja, kerja, dan kerja. Sehingga yang terjadi adalah diri jadi kesepian dan terisolasi akibat hustle culture.

Nah, itulah beberapa dampak buruk dari huslte culture ini yang kerap kita abaiakan terkait apa yang menjadi dampak buruknya tersebut.

Jadi sekarang bagaiamana, masih mau kung fu hustle, eh hustle culture?

Ya  sebaiknya kalau sekiranya Anda saat ini berada pada posisi tenggelam dalam hustle culture, yuk mari kita insyaf bersama untuk pola hidup dan pola kerja yang lebih baik, wajar, dan tepat sasaran. Sehingga bisa mengambil pendekatan yang lebih balance.

Hidup ini bukan soal kerja dan lelah, tapi perlu worklife balance yang bermutu dan berkualitas.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat. 

Sigit eka pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun