Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Debat Cawapres Kedua: Menyorot Gibran Tentang Adab dan Etika Debat yang Terabaikan

22 Januari 2024   12:10 Diperbarui: 22 Januari 2024   13:45 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gibran Rakabuming Raka Cawapres RI | Dokumen Foto Via Infonews.id

Dihadapan berpasang-pasang mata publik dalam debat Cawapres kedua, para bakal Cawapres RI yaitu, Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD, saling menampilkan performa, saling adu gagasan, dan termasuk saling memaparkan visi dan misi masing-masing.

Namun dari debat tersebut satu sosok Cawapres yaitu Gibran Rakabuming Raka menjadi sorotan publik terkait perilaku etika dan adabnya yang kurang bijaksana terhadap lawan debatnya yang nota bene jauh lebih senior secara usia dari dirinya.

Secara terang dan jelas dapat terlihat bagaimana Gibran terlihat melecehkan dan meremehkan lawan debatnya baik itu Cak Imin maupun Mahfud MD.

Termasuk juga pelanggaran etika Gibran terkait tata tertib debat yang kali ini dilakukannya lagi, terlihat pada debat Cawapres yang kedua ini kembali Gibran melanggar tata tertib debat.

Pada debat sebelumnya Gibran melanggar tata tertib dengan meninggalkan podium dan mengundang pendukungnya untuk bersorak. Namun Gibran bukannya instrospeksi justru pada debat Cawapres kedua pelanggaran Gibran lebih banyak.

Dalam debat Cawapares kedua ini, tercatat Empat kali Gibran melanggar tata tertib yaitu meninggalkan podium saat memaparkan visi misi dan saat terlihat mengundang pendukungnya untuk bersorak, memberikan pertanyaan singkatan tanpa dijelaskan sebelumnya dan terminologi dalam bahasa inggris tanpa penjelasan.

Inipun setelah ditegur moderator untuk menjelaskan singkatan dan termonologi yang dimaksudkannya barulah Gibran mau menjelaskan, itupun masih dengan gaya merendahkan dan tidak menghargai kepada kedua lawan debatnya.

Ya, sebagai pemilih, kita warganegara Indonesia yang kedepannya memilih calon pemimpin bangsa ini tentu saja boleh mengoreksi, mengkritisi, memberi saran, dan masukan terkait apa yang menjadi polah Gibran dalam debat Cawapres kedua ini. Termasuk juga bagi kedua Cawapres lainnya.

Kali ini terkhusus bagi Gibran sebagai Cawapres yang mewakili generasi muda dan termuda dari dua Cawapres lainnya, mestinya saat debat ini agar hendaknya Gibran tetap mengedepankan adab dan etika.

Gap usia Gibran dengan kedua Cawapres lainnya terpaut cukup jauh. Semestinya ketika beradu debat Gibran tetap harus menghormati yang lebih tua secara usia.

Debat sih debat tapi jangan juga melecehkan peserta debat lainnya, mau jadi yang terunggul boleh, mau jadi pemenang debat boleh, tapi jangan mengabaikan etika dan adab bagaimana menempatkan orang lain yang secara usia terpaut jauh diatasnya.

Ya, secara faktanya dapat kita lihat dengan mata telanjang bagaimana Gibran terlihat gimmick melecehkan dan merendahkan martabat Mahfud MD soal greenflation, begitu juga ketika mendebat Cak Imin, jelas banget soal LFP terlihat Gibran merendahkan martabat Cak imin.

Saya sampai mengelus dada melihat tingkah polah Gibran ini, beginikah adab dan etika calon pemimpin bangsa ini, beginikah anak muda memperlakukan orang tua.

Saya ya, punya banyak bawahan yang gap usianya senior jauh dari saya ketika dalam forum diskusi rapat saya enggak juga mentang-mentang atau songgong karena merupakan atasan mereka.

Ketika terjadi perdebatan dalam forum diskusi, saya tetap menghormati mereka karena secara usia  jauh lebih senoir meskipun mereka bawahan saya.

Meskipun forum rapat saya skalanya dipandang jauh dibanding debat Cawapres tapi saya tetap mengedepankan adab dan etika, tetap tahu diri bagaimana menghargai orang lain ketika terjadi perdebatan, dan sejatinya begitulah yang seharusnya.

Sangat disayangkan pada debat Cawapres kedua ada adab dan etika yang diabaikan oleh Gibran. Semoga saja kedepan hal ini dapat menjadi catatan introspeksi penting bagi Gibran agar kedepannya bisa lebih bijaksana dalam hal adab dan etika, terkait bagaimana menghargai dan menghormati orang lain yang usianya jauh lebih senior dari dirinya.

Semoga saja kedepan kita semua dapat memilih dengan bijaksana berdasar suara hati dan nurani terkait siapakah yang bakal jadi pemimpin NKRI yang kita cintai bersama ini.

Demikian artikel ini.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun