"Jadi enggak bisa sembuh yak dok, kenapa harus begini sih kok saya enggak sembuh-sembuh sih."
"Nah kan ngeluh lagi. Ayo mas optimis jangan ngeluh. Mau sembuh kan. Kalau mau sembuh ayo nurut saya."
"Siap dok."
Dokter pun meresepkan obat seperti biasanya dan menambah dosis pemakaiannya yang biasanya 1 x 1 atau satu hari satu kali saat menjelang tidur minum obatnya menjadi 2 x 1 atau dua kali sehari, siang sesudah makan dan malam sebelum tidur, dan tetap memberikan rekomendasi surat kontrol untuk bulan berikutnya.
Ya, begitulah kurang lebihnya secara kronologis terkait pengalaman saya ketika kontrol ke dokter spesialis kejiwaan terkait anxiety disorder yang saya idap ini yang pada kontrol kesekian ini malah bikin saya kaget.
Namun, saya menyadari, bahwa saya harus menuruti dokter dan mengontrol diri untuk tidak sering mengeluh. Karena memang sih jujur, belakangan ini saya sering banget mengeluh.Â
Ya gimana enggak ngeluh ketika mendapati fakta belakangan ini harga-harga komoditi melonjak tajam. Tomat mahal, bawang mahal, apa-apa jadi mahal banget. Gimana sih ini, kok mahal semua begini. Nah loh ngeluh lagi kan jadinya.
Rupa-rupanya sering mengeluh jadi enggak saya sadari kebawa stres dan berdampak banget ke dalam pikiran saya yang pengidap anxiety disorder ini. Jadi ya sudahlah, saya yang harus instrospeksi.Â
Kalau enggak, wah bisa kambuh lagi entar gangguan kecemasan hebat kayak dulu, tetiba ketakutan sampai keringat dingin deras, teriak teriak enggak jelas, waduh jangan sampailah jadi kayak dulu lagi.Â
Yuk kita para pengidap anxiety disorder dan juga Anda para penyintas anxiety disorder, kita hindari perilaku sering mengeluh ini, guna mencegah kambuhnya gangguan kecemasan hebat melanda diri kita.