Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Rekan Kerja Trouble Maker, Bagaimana Mengatasinya?

9 November 2023   12:19 Diperbarui: 13 November 2023   18:10 631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar rekan kerja yang trouble maker | Dokumen Foto Via Freepik.com

Ya, tidak dimungkiri dalam lingkup dunia kerja terkadang memang ada saja rekan kerja yang bertipikal The Trouble Maker (si pembuat masalah). Bahkan karena perilakunya yang trouble maker tersebut bisa mendampaki kinerja teamwork dan kinerja karyawan lainnya, serta tentunya secara umumnya adalah kinerja perusahaan.

Karenanya juga tercetuslah julukan Trouble Is A friend (teman adalah masalah). Selalu saja ada masalah dalam lingkup kerja bila harus berhubungan dengannya, masalah tersebut tidak solid dalam tim kerja misalnya, semaunya sendiri dan mau enaknya saja dalam pekerjaan misalnya, dan perilaku membuat masalah lainnya.

Tentu saja perilaku yang dipraktikkan si trouble maker ini membuat jengkel siapa saja di kantor. Tipe Trouble Maker ini akan selalu menyusahkan dan membuat hal toxic, bahkan dengan segala cara dia akan berusaha bertahan mencari aman dan eksis di zona nyamannya sendiri, bahkan prinsip "makan tulang teman" pun bakal tega dilakukan.

Kelakuannya yang mau enaknya sendiri menjadikan duri yang membuat nyeri suasana kondusif dalam lingkup teamwork, sangat cerdik dan pintar dalam mengklamufasekan dirinya dari penilaian atasan ataupun dihadapan pimpinan.

Tapi justru yang unik terjadi adalah, si trouble maker ini dapat luput dari pandangam mata dan beruntung lepas dan lolos dari masalah yang dibuatnya, yang kerap terjadi malahan orang lain yang kena getah dan imbasnya.

Tak pelak hal ini semakin membuat "Jealous" yang terkena getah dan imbas atas perilaku trouble maker tersebut, yang akhirnya berdampak menjadi sangat antipatif bila berurusan dengannya, daripada kena getahnya gegara perilakunya lebih baik menghindar dan serta tidak berurusan dengannya.

Situasi yang terjadi tersebut tentu saja sangat diinginkan oleh si trouble maker, sehingga membuat si trouble maker semakin digjaya dan merasa menang di tempat kerja, serta semakin terus menjadi-jadi meneror dengan segenap ulahnya kepada targetnya.

Kalau yang terdampak semakin tidak tahan dengan ulah si trouble maker ini dan malahan resign dari perusahaan, inilah yang bakal membuat girang si trouble maker, karena telah menang dan menjadi bangga sekali si trouble maker menjadi The Champion.

Memang biasanya si trouble maker ini cukup sulit terdeteksi oleh unsur atasan, skill mumpuni yang dimilikinya layaknya "patih sengkuni" dalam mencari muka pada atasan dan triknya untuk meloloskan diri dari masalah yang sengaja dibuatnya sangat briliyan.

Lalu, setelah tahu sedikit banyaknya gambaran si trouble maker ini, bagaimana solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasinya?

Nah, berkaitan dengan hal ini, berdasarkan pengalaman yang saya uraikan sebelumnya diawal, berikut langkah yang bisa diterapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun