Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Politik Jangan Sampai Memolarisasi Ekosistem Kantor, Bagaimana Baiknya?

5 November 2023   06:58 Diperbarui: 6 November 2023   01:42 4813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar politik di kantor | Dokumen foto via freepik.com

Bagaimana situasi di kantor Anda dihadapkan dengan Pemilu Pilpres dan Pileg?

Apakah gelaran Pemilu baik itu Pileg dan Pilpres berdampak pada iklim kerja dan ekosistem kerja kantor?

Atau karenanya malah di kantor Anda terjadi polarisasi politik?

Ya, tidak dimungkiri perbedaan pilihan atau dukung mendukung Paslon, Caleg maupun Partai dapat mendampaki iklim dan ekosistem kerja kantor.

Bahkan akibatnya bisa sampai terjadi, kubu-kubuan, blok-blokan, dan yang paling parah adalah polarisasi. Tentu saja kondisi ini bila dibiarkan akan tidak baik. Karena bisa membuat susana kantor tidak kondusif.

Seperti yang juga diketahui bersama, dalam Pemilu khususnya Pilpres tahun 2024 kedepan ada 3 Paslon diantaranya yaitu ; Anies-Cak Imin, Ganjar-Mahfud, dan Prabowo-Gibran.

Nah, suasana siapa mendukung siapa tentunya sudah mulai terasa dimanapaun, termasuk di kantor-kantor pun juga begitu.

Seperti di kantor penulis misalnya, perbincangan maupun perdebatan terkait 3 Paslon Pilpres mulai ramai. Ada yang mendukung, ada yang mengomentari dan ada yang mengkritisi masing-masing Paslon dan masing-nasing pilihannya.

Namun suasana yang terjadi tidaklah sampai menimbulkan perpecahan ataupun perselisihan. Tidak sampai terpolarisasi.

Masing-masing menyadari secara dewasa dan patuh terhadap apa yang telah menjadi aturan dan kebijakan kantor terkait pilihan dan pandangan politik ini.

Nah, yang jadi soal adalah bila sampai apa yang jadi pilihan politik tersebut menimbulkan perpecahan dan perselisihan. Bahkan sampai ada yang sangat fanatik luar biasa mendukung pilihannya sampai-sampai yang tidak sejalan dengannya adalah musuhnya.

Inilah yang tidak boleh terjadi, karena teamwork bisa pecah, kinerja bisa terdampak, dan iklim ekosistem kantor jadi tidak kondusif. 

Inilah juga yang namanya polarisasi politik di kantor dan bila dibiarkan pasti akan sangat berpengaruh pada masa depan suatu kantor.

Tentu kita semua tahu bagaimana 10 tahun kita terpolarisasi. Bagaimana polarisasi antaran "cebong dan kadrun" terjadi di lingkup kantor. 

Pastinya sangat terasa banget bagaimana polarisasi tersebut bukan. Sehingga diharapkan polarisasi politik ini janganlah sampai terjadi lagi.

Lantas, bagaimana baiknya agar terkait pilihan politik ini tidak membuat polarisasi di kantor?

Ya, seperti yang juga penulis jelaskan, bahwa suasana beda pilihan politik ini juga terjadi di kantor penulis tapi kantor penulis dapat mencegah polarisasi. Sehingga berkaitan dengan itu jugalah, ada beberapa yang bisa penulis sarankan diantaranya yaitu;

Ilustrasi gambar politik di kantor | Dokumen foto via freepik.com
Ilustrasi gambar politik di kantor | Dokumen foto via freepik.com

Pertama, User perusahaan atau unsur pimpinan kantor harus turun tangan sebagai penetralisir.

Peran yang teramat penting dalam mencegah polarisasi politik ini ada pada user atau unsur pimpinan kantor.

Bila unsur pimpinan mulai mencium gelagat polarisasi di kantornya, maka pimpinan harus bisa menetralisirnya.

Dengan cara apa?

Sering-seringlah memimpin briefing atau menerapkan jam pimpinan mengambil pengarahan kepada anggota untuk memberi penegasan terkait pilihan politik ini.

Saat memberi arahan, pimpinan dapat menegaskan bahwa, pilihan politik sangat boleh, tapi jangan sampai kantor jadi terpolarisasi dan ekosistemnya rusak gara-gara polarisasi. Bila sering diterapkan, setidaknya para anggota dapat mencerna dan berpikir dewasa.

Unsur pimpinan juga dapat membuat kebijakan untuk membasmi polarisasi. Namun tetap dengan mengedepankan kebebasan dalam berdemokrasi di kantor.

Yang teramat penting adalah, unsur pimpinan jangan malah terbawa polarisasi, karena pasti akan semakin memperparah polarisasi.

Bagaimana anggota tidak semakin terpecah belah, bila pimpinannya malah terlibat polarisasi. Oleh karenanya disini unsur pimpinan harus bisa menjadi penetralisir keadan bila dikantor terjadi polarisasi politik.

Kedua, Peran serta karyawan ataupun pegawai dalam menyikapi pilihan politik masing-masing.

Peran masing-masing karyawan di kantor dalam mencegah polarisasi juga sangat penting. Kedewasaan bersikap dan berpikir haruslah diterapkan.

Dengan cara apa?

Tidak usah membuat atau terlibat dalam pergosipan kantor untuk menggunjingkan pilihan politik. Karena apa, karena pastinya akan memicu perdebatan, perselisihan, dan akhirnya polarisasi.

Sebaiknya mengedepankan kesadaran berpolitik yang bijak, setiap orang boleh beda pilihan politik tapi lebih baik mengedepankan persatuan dan kesatuan.

Daripada kisruh dengan perbedaan pilihan politik lebih baik bersikap dewasa dalam pilihan politik dan lebih baik juga adalah profesional dalam mengemban tugas pokok masing-masing.

Ketiga, Meski masing-masing punya pilihan politik, harus bisa bijak dalam mengekspresikan pilihan politik tersebut.

Ya, masing-masing karyawan harus bijak dan dewasa dalam mengekspresikan pilihan politiknya.

Tidak serta merta karena fanatik pada pilihan politiknya maka yang lain dianggap lawan. Tidak serta merta karena beda pilihan politiknya yang lain dimusuhi.

Sehingga dalam hal ini sikap saling menghargai pilihan politik masing-masing haruslah dikedepankan. 

Jadi, bila apa yang penulis sarankan ini bisa diterapkan oleh suatu kantor, niscaya polarisasi politik di kantor dapat dihindarkan.

-----

Nah, inilah kira-kira yang bisa penulis bagikan melalui artikel ini. 

Ya, kita boleh beda pilihan, tapi NKRI, Tetap satu.

Demikian kiranya artikel ini, semoga bisa menjadi wawasan bagi bersama.

Artikel ke 173 tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

#EventKpbPilpres2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun