Fresh graduate baik itu dari kalangan generasi z maupun generasi millenial dinilai sebagai generasi yang cengeng dan bermental rapuh?
Ya, begitulah penilaian yang disematkan oleh sebagian besar user, perusahaan ataupun kantor. Fresh graduate dari Gen z dan Milenial dinilai terlalu rapuh dalam menghadapai mental challenge.
Baru juga tertantang sedikit mentalnya sudah dianggapnya sebagai sesuatu yang toxic, baru juga ditempa mentalnya untuk jadi lebih tangguh dan berisi eh sudah dianggap sebagai ajang ospek. Baper banget.
Sehingga tidak sedikit dari para fresh graduate ini jadi kutu loncat dan melakukan resign prematur bila mentalnya sudah kesenggol dikit dengan alasan lebih mementingkan mental health.
Memang sih, kalau kultur suatu kantor secara faktanya toxic sehingga tidak baik bagi mental health itu wajar kalau jadi alasan resign dari suatu kantor tersebut.
Yang jadi soal dan tidak wajar adalah, sedikit-sedikit yang tidak membuat nyaman mental dianggap sebagai sesuatu yang toxic. Kalau begini jelaslah ada yang salah dalam pola pikir atau mindset.
Jadi enggak salah kalau sebagian besar kantor menilai bahwa para fresh graduate kalangan Gen Z dan Millenial itu adalah generasi yang cengeng dan bermental rapuh.
Inilah kira-kira yang harusnya menjadi evaluasi bagi para fresh graduate kalangan Gen Z dan Millenial dalam mengarungi dinamika dunia kerja kekinian.
Patut dicamkan, kekinian situasional dinamika kerja itu dinamis, kadang berlangsung keras-kerasnya ataupun sedang sensitif-sensitifnya, kadang sedang-sedang saja dan kadang landai-landai saja. Sehingga memang mempengaruhi respon mental terkait situasional dinamika kerja tersebut.
Gigih dan tangguh kah atau sebaliknya? Tetap ajeg kah bekerja atau sebaliknya? Enggak terpengaruh kah atau sebaliknya? Mudah terdampak baper hingga kena mental atau ada yang tetap gigih, tangguh dan ajeg serta teguh pendirian sesuai prinsip diri?

Yang jelas, dinamika kerja itu tidak akan lepas dari mental challenge, bila mental yang dimiliki mudah terdampak baperan hingga kena mental, ini artinya tidak memiliki power bertahan yang tangguh terkait immune mentality.
Ya, immune mentality di sini maksudnya adalah mental baja, yang enggak akan terpengaruh dengan apapun itu tekanan pekerjaan dan situasi kantor, mau itu situasi kantor sedang landai, mau itu situasi kantor sedang penuh tekanan, mau itu situasi kantor sedang keras dan sensitif, ya tetap saja mental selalu stabil dan ajeg.
Jadi, immun mentality inilah yang harus dimiliki oleh para fresh graduate kalangan gen z dan millenial. Menjaga mental health memang penting, tapi jangan sedikit-sedikit suatu situasi dan kondisi di kantor dianggap sebagai sesuatu yang toxic dan akhirnya resign dngan alasan demi menjaga mental health.
Intinya, mental challenge itu untuk dihadapi, dipelajari, dan dimengerti bukannya dibawa perasaan dan hati. Sehingga menjadi pribadi yang immun mentality dalam mengarungi dinamika dunia kerja.
Menghapus stereotip bahwa para fresh graduate kalangan gen z dan millenial adalah generasi cengeng dan bermental rapuh bukanlah suatu yang tidak bisa bila mau wawas diri, evaluatif, dan instrospeksi.
Oleh karenanya, para fresh graduate kalangan gen z dan millenial harus adaptif dalam menghadapi tantangan dinamikan kerja kekinian, kuatkan prinsip dan mindset, miliki ketahanan dan kekuatan dalam membangun mental yang baja niscaya pasti akan semakin matang dan dewasa.
Jangan jadi generasi yang sedikit-sedikit baper dan sedikit-sedikit alasan mental health. Jadilah generasi yang immun mentality dalam mengarungi dinamika dunia kerja kekinian.
Artikel ke 164 tahun 2023.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI