Apakah kamu termasuk para fresh graduate yang enggak betahan dalam menjalani kerja?Â
Baru juga sebentar dapat kerja, eh karena ada yang enggak pas, kamu langsung angkat kaki dari kantor untuk pindah ke tempat kerja yang lain?
Atau karena iming-iming? Ada kerjaan lain yang lebih menjanjikan terus kamu langsung pindah kerja. Habis itu kena iming-iming lagi, eh pindah lagi.Â
Seperti itukah kamu para fresh graduate meniti karier kamu? Jadi kutu loncat dalam dunia kerja yang kamu geluti?
Ya, kutu loncat disini maksudnya adalah, perilaku suka gonta ganti pekerjaan dalam waktu singkat. Pada umumnya juga disebabkan karena iming-iming kerjaan lain lebih baik, ketidak ajegan diri, dan immun mentality yang tipis.
Padahal perilaku jadi kutu loncat ini merugikan loh!Â
Dampaknya secara simultan akan terasa kemudian. Mungkin awal-awal enggak kerasa, tapi nanti pasti akan kerasa juga, betapa meruginya jadi kutu loncat ini.
Apa saja kerugian jadi kutu loncat ini?
1. Skill yang dangkal.
Ya, sering gonta ganti kerja dalam waktu singkat bakal membuat skill kamu dangkal. Pasalnya, jadi kutu loncat bakal membuat kamu sulit membangun ekspertise bagi diri.Â
Skill kamu jadi setengah-setengah karena kamu kerja setengah hati akibat  kamu tidak mendalami satu skill pekerjaan dalam keajegan.Â
Akibatnya, tanpa kamu sadari, ketidakajegan kamu dalam meniti karier ini malah akan merugikan kamu, karena akan menghambat pertumbuhan jalan karier kamu secara jangka panjang. Â
2. Progress Karier tidak konsisten.
Sering jadi kutu loncat pastinya job desc kamu juga jadi berbeda-beda dari satu job dengan job lainnya. Kamu jadi enggak profesional dalam bidang tertentu sehingga mempengaruhi penilaian kinerja oleh HR kantot.
Apalagi bagi kedepannya ketika kamu harus berhadapan lagi dengan HR saat interview, HR pasti melakukan screening atas daftar riwayat pekerjaan kamu.
Kalau dilihatnya ternyata kamu adalah kutu loncat, maka hal ini akan mempengaruhi penilaiannya terhadap kamu, HR bisa jadi akan ragu menerima kamu karena perilaku kutu loncat kamu dalam berkarier.
3. Penghasilan yang juga enggak ajeg.
Maksudnya disini adalah, gaji enggak sesuai ekspektasi dari apa yang dibayangkan. Maksud hati pindah kerja mau dapat gaji yang lebih baik tapi kenyataannya saat dijalani enggak sesuai yang diharapkan.
Memang bisa saja kamu dapat gaji yang lebih tinggi misalnya, tapi dapatnya dalam jangka in short term, karena setelahnya sulit untuk dapat kenaikan gaji yang sustained in the long term.Â
4. Bermasalah dengan proses adaptasi.
Ya, setiap kamu pindah kerja, mau tidak mau kamu harus beradaptasi dengan lingkungan dan kamu harus mulai dari nol lagi, yang jadi soal adalah kalau ini berlaku sering akibat perilaku kutu loncat.
Tentu saja hal ini akan jadi masalah, kamu jadi sulit beradaptasi karena sering pindah kerja, kamu bskal sulit diterima lingkungan karena kerap ganti lingkungan kerja.
-----
Intinya, daripada jadi kutu loncat lebih baik pikirkan ulang dan pertimbangan dengan matang. Pindah kerja sebenarnya sih enggak masalah, tapi pindah kerja dalam waktu yang singkat dan sering tanpa pertimbangan bijak bakal bermasalah.
Patut dicamkan, jadi kutu loncat enggak bakal menjamin karier kamu lebih cepat naik, karena suatu kantor pasti akan meneliti track record perilaku kutu loncat ini.
"Be wise to choose your path".
Artikel ke 162 tahun 2023.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI