Background checking bagi pelamar kerja semakin kesini ternyata telah diterapkan oleh user atau perusahaan penyedia lowongan kerja.
Beberapa tahap background checking tersebut diantaranya seperti penelitian riwayat pendidikan, penelitian riwayat catatan kriminal atau catatan personel, penelitian medsos, penelitian narkoba, bahkan termasuk melampirkan syarat SLIK dari BI checking atau penelitian riwayat kredit.
Secara jelasnya tentang tahapan background checking ini bisa baca pada artikel penulis yang pernah penulis buat dengan judul 5 hal penting dalam background check pelamar kerja.
Tak pelak penerapan background checking ini semakin membuat iklim seleksi bagi pelamar kerja semakin ketat.Â
Sehingga dengan semakin ketatnya penyaringan ini banyak dari kalangan pelamar kerja merasa ada diskriminasi bahkan pelanggaran privasi terkait penerapan background checking ini.
Terdapat komplain atau sanggahan kenapa user atau perusahaan penyedia lowongan kerja tidak mengutamakan pada penilaian kompetensi pelamar kerja.
Kenapa user atau perusahaan harus mencampuri riwayat kredit pelamar kerja, kenapa harus ada tes narkoba segala, kenapa tidak fokus pada kompetensi.
Begitulah kurang lebihnya yang dipermasalahkan para pelamar kerja terkait penerapan background checking ini.
Sementara itu dari kacamata user atau perusahaan penyedia lowongan kerja tahap background checking bukanlah diskriminasi atau mencampuri ranah privasi, background checking ini adalah bagian dari manajemen risiko.
Sedangkan manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau pengelolaan sumberdaya.