Lantas apa sajakah itu?
Pertama, selalu menyikapi dan mengusai suatu perlakuan situasi maupun keadaan negatif dengan pikiran dan sikap yang positif.
Atasan harus mampu mengelola dan menguasai dengan baik dalam menghadapi situasi dan kondisi senegatif apapun itu dalam team work-nya ataupun dalam dinamika kerja.
Seperti misal ketika menghadapi situasi dan keadaan team work yang toksik, jangan malah atasan ikut-ikutan toksik, justru atasan harus bisa merevolusi keadaan toksik tersebut untuk menjadikan kondisi team work yang bersahabat.
Jadi, senegatif apapun suatu situasi dan keadaan dalam team work, maka atasan harus mampu secara elegan membawa suasana team work ke ruang posistif baik secara pemikiran maupun secara sikap.
Kedua, mampu tenang (calm) meskipun dihadapkan dalam kondisi yang under preasure.
Kerap panik dan terbawa kedalam situasi emosional dalam memimpin team work dan menghadapi tekanan pekerjaan baik tekanan pekerjaan sendiri maupun secara team work, inilah yang seringkali menjadikan gagalnya atasan mengendalikan dan memimpin team work.
Pada umumnya, hal ini terjadi karena atasan gagal memenangi "war" dengan kondisi under preasure. yang dihadapinya, terlalu rapuh mental dan mudah kena teakanan batin.
Jadi, sebagai atasan itu harus mampu tenang atau calm dalam menghadapi situasi under preasure. Tidak sedikit-sedikit sambat dan mudah panik. Sehingga anggota team work melihat atasannya adalah atasan yang tangguh dan bermental baja.
Ketiga, jangan bersaing dengan anggota team work sendiri kecuali dengan diri sendiri untuk menjadi lebih baik.