Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mau Career Switch? Jangan Kosongan!

9 Juli 2023   19:02 Diperbarui: 12 Juli 2023   13:24 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar Mengambil Keputusan Untuk Career Switch | Dokumen Foto Via Freepik.com

Ilustrasi Gambar Mengambil Keputusan Untuk Career Switch | Dokumen Foto Via Freepik.com
Ilustrasi Gambar Mengambil Keputusan Untuk Career Switch | Dokumen Foto Via Freepik.com

Pertama, membekali diri dengan pengetahuan tentang role pekerjaan yang akan ditempati.

Ya, seperti halnya penulis, mau berganti pekerjaan dari staf keuangan ke staf humas tentunya perbedaan bidang pekerjaannya sangatlah jauh.

Oleh karenanya, agar kedepan penulis tidak kaget dengan apa yang akan dijalani, maka penulis membekali diri dengan wawasan tentang Humas.

Ya, dalam hal ini penulis menerapkan semacam pratugas mandiri begitulah, sehingga sedikit banyaknya penulis tahu apa sih Humas itu.

Kedua, membekali diri dengan literasi data tentang roadmap karier role pekerjaan yang akan ditempati.

Ya, ini penting untuk diketahui, kita harus tahu secara pasti terkait peta jabatan role pekerjaan di tempat kerja yang baru tersebut. 

Kita harus punya gambaran kepastian roadmap kariernya, sehingga kitapun setidaknya punya ancer-ancer masa depan, atau sedikit banyaknya kita punya pegangan dalam rangka mem-branding diri dan meng-eligibelkan diri ketika berproses dalam role baru tersebut.

Ketiga, membekali mental dengan tidak membebani diri atas ekspektasi yang muluk-muluk.

Ya, berekspektasi tentang role pekerjaan yang baru tentu boleh, tentang target misalnya, tentang pencapaian misalnya, tentu boleh banget, tapi jangan juga ekspektasi tersebut terlalu ketinggian, atau terlalu muluk-muluk. 

Karena apa, kalau terjadi miss match atau antara ekspektasi yang diharapakan tidak sesuai dengan realita maka yang ada adalah kena mental, baper, dan hal negatif lainnya yang men-downgrade diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun