Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

3 Hal yang Wajib Diketahui Saat Memutuskan Career Switching

3 Juli 2023   07:10 Diperbarui: 3 Juli 2023   12:39 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar saat merubah role karier atas keputusan sendiri | Dokumen foto via freepik.com

Mengambil keputusan untuk career switching?

Enggak ada salahnya kok. Memang sih enggak mudah dalam memutuskannya, karena harus mempertimbangkannya dengan matang.

Ya, disatu sisi kita melihat peluang bagus di depan sana, namun disatu sisi lainnya kita ragu meninggalkan zona nyaman kita.

Karena tentunya career switching ini berkaitan dengan apakah kedepannya role baru yang kita jalani mampu lebih baik atau malah sama saja bahkan malah mengecewakan.

Pasalnya tak sedikit yang memutuskan career switching ini malah berujung mengecewakan, role yang dijalani malah menjadi langkah mundur.

Ya, penulis sendiri pernah beberapa kali melakukan transisi role karier ini, penulis pernah menempati posisi staf keuangan di suatu satuan kerja dalam lingkungan kerja.

Namun dengan mempertimbangkan perkembangan karier, penulis akhirnya memutuskan berganti role pekerjaan yaitu di bidang Humas di satuan kerja lainnya, dengan visi misi memperoleh kesempatan jenjang peningkatan karier dan pendidikan.

Tentu saja dalam hal ini penulis sangat detil melihat besarnya peluang role baru tersebut, yaitu seberapa besar peluang penulis dapat menduduki posisi manajer atau team leader termasuk seberapa besar peluang penulis dapat memperoleh jenjang pendidikan dan pelatihan karier dalam role baru tersebut.

Ya, singkat cerita, penulis berhasil mencapai goal yang diinginkan sesuai visi misi, penulis berhasil menduduki salah satu posisi manajer humas di satuan kerja yang baru, serta mendapatkan beberapa pendidikan dan pelatihan sesuai jabatan yang diemban.

Begitu juga ketika berikutnya penulis memutuskan career switching lagi ke satuan kerja yang baru, penulis berhasil mencapai goal yang penulis targetkan yaitu menduduki posisi salah satu kepala urusan administrasi personalia.

Oh iya, penulis juga pernah menghadapi situasi ketika penulis kena iming-iming ataupun kena career hijack dengan dijanjikan posisi langsung menduduki team leader di suatu satker.

Namun, penulis tidak langsung menerima begitu saja, ya tentu saja penulis riset dulu dong, iyakan, daripada nanti sudah terlanjur mengambil keputusan eh ujungnya kecewa, lebih baik kita teliti dulu, kan enggak ada salahnya.

Nah, berkaitan tentang career switching ini, maka dengan berdasar pengalaman penulis, ada beberapa hal yang bisa penulis sarankan, di antaranya adalah;

Ilustrasi gambar saat merubah role karier atas keputusan sendiri | Dokumen foto via freepik.com
Ilustrasi gambar saat merubah role karier atas keputusan sendiri | Dokumen foto via freepik.com

1. Riset dahulu dengan mendetil terkait role yang akan kita jalani kedepannya.

Ya, kesalahan paling sering dilakukan saat memutuskan career switching ini adalah enggak riset secara mendalam terkait role yang kedepan akan dijalani.

Hanya melihat kesempatan berkembangnya saja tapi tidak melihat secara keseluruhan alias terjebak sawang sinawang suatu role atau terjadi miss match antara ekspektasi dengan realitanya.

Oleh karenanya, guna menghindari kesalahan terjebak sawang sinawang dan miss match ini yang hasilnya justru mengecewakan, maka agar dapatnya riset secara detil terlebih dahulu role yang akan kita tempati tersebut.

Setidaknya kita bisa ambil langkah untuk berkonsultasi dahulu dengan bagian HR terkait role baru tersebut, pelajari dan riset dengan detil sebagai apa dan berbuat apanya, termasuk transferrable skill kita, dan wawasan apa yang akan diterima saat menduduki role baru tersebut.

2. Jangan memilih role tapi tidak mempertimbangkan aset diri dan transferrable skill diri.

Seperti halnya penulis ketika akan memutuskan untuk berganti role dari bagian keuangan ke bagian Humas, penulis sangat mempertimbangkan aset diri penulis.

Maksudnya untuk menempati role baru tersebut, maka penulis sedikit banyaknya membekali diri dengan wawasan tentang Humas, sehingga saat waktunya tiba memainkan role Humas, maka penulis bisa melakukan transferrable skill dari apa yang penulis pelajari tersebut.

Inilah kurang lebihnya yang penulis maksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih role baru. Setidaknya tidak buta wawasan, atau sedikit banyaknya kita punya persiapan menjalani role baru tersebut.

3. Jangan membuat keputusan yang terburu-buru karena tergoda career hijack.

Ya, kena iming-iming atau career hijack bahwa role baru yang akan kita tempati sangat menjanjikan perkembangan karier tanpa mempertimbangkan dengan matang bagaimananya, inilah yang kerap membuat keputusan career switching terburu-buru.

Career hijack sebenarnya sih enggak masalah diterapkan pihak lain kepada kita, tapi sebaiknya kita perjelas dan teliti dahulu role yang ditawarkan.

Penulis pernah kena career hijack ini yaitu diiming-iming langsung menduduki posisi team leader, tapi penulis tidak langsung mengiyakan begitu saja. Tentu saja penulis riset dulu apa yang ditawarkan dalam role tersebut.

Ya, kesimpulannya dari semuanya adalah saat memutuskan career switching ini, agar kiranya jangan terburu-buru, pertimbangkan dan pelajari semuamya dengan detil dan matang, agar tidak kecewa dan menyesal dibelakang hari.

"At the end, pilihan bagaimana karier kita itu personal dan situasional, enggak ada pilihan yang pasti benar atau pasti salah, terpenting adalah buatlah keputusan yang mindful". (Quote by Sigit)

Demikian kiranya artikel singkat ini, semoga saja dapat bermanfaat. 

Artikel ke 133 tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun