Tapi ya begitulah, sebagian masyarakat kita masih kurang sadar dan kurang peka serta tidak patuh dan memahami UU dan Aturan tentang larangan membakar sampah ini.
Ya, saya sendiri pernah mengalami masalah dan bahkan konflik dengan beberapa tetangga sekitar yang kerap bikin ulah bakar sampah ini, padahal sudah saya kasih tahu secara baik-baik terkait adanya UU larangan membakar sampah, tapi yang dikasih tahu malah marah-marah.
"Ada hak apa Anda melarang-larang saya bakar sampah, ini loh dipekarangan rumah saya sendiri!". (Tetangga saya).
" Ada UU nya pak, enggak boleh bakar sampah meskipun itu dipekarangan rumah bapak sendiri, lagipula Asapnya Pak bikin polusi dan bikin udara enggak sehat, terus juga ada bayi di rumah sebelah sana, kasian lah pak". (Saya).
"UU Apa saya enggak tahu itu bakar sampah dipekarangan rumah sendiri dilarang, lagipula namanya juga asap ya kemana mana lah, mbok ya mikir!". (Tetangga saya).
"Okelah pak, yang penting niat saya baik, saya sudah kasih tahu bapak baik-baik, mudah-mudahan warga lain enggak komplain dan bisa memakluminya. (Saya).
Tapi memang ternyata enggak saya saja yang komplain kepada tetangga saya yang kerap bakar sampah tersebut, salah satu tetangga saya yang punya bayi langsung melabraknya. Alhasil konflik dan adu mulut lah yang terjadi.
Ya. Begitulah yang kurang lebihnya kerap terjadi disekitar lingkungan terkait ulah tetangga saya yang kerap bikin ulah bakar sampah tersebut, sudah dikasih tahu tentang UU larangan bakar sampah pun masih ngeyel, bahkan malah marah-marah, dan bisa dikatakan, apa yang saya alami ini masih berlaku secara umum.
Tentu saja saya tidak membiarkan ulah tetangga saya yang kerap bikin ulah bakar sampah ini, sebab kalau dibiarkan maka tetangga saya tersebut tidak akan pernah tahu diri dan teredukasi tentang larangan bakar sampah ini.
Lantas apakah yang saya lakukan untuk mengatasi ulah tetangga saya yang masih sering bakar sampah ini?