Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ini 5 Alasan Kenapa Balas Dendam Dapat Merusak Diri

30 Mei 2023   10:54 Diperbarui: 31 Mei 2023   03:23 852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar seseorang yang diliputi dendam dan berlaku balas dendam | Ilustrasi gambar via Freepik.com

Balas dendam, ya tindakan pembalasan perbuatan kepada orang lain atau kepada lingkungan akibat dari pernah berbuat tidak nyaman kepada diri atau seseorang.

Balas dendam ini juga merupakan bentuk amarah yang telah tersimpan dalam diri sejak lama tapi akhirnya dapat terlampiaskan secara perbuatan.

Balas dendam juga ada yang negatif dan positif, tapi meskipun balas dendam ada yang bersifat positif atau istilahnya balas dendam terbaik, namun kalau tidak dapat mengatasinya dengan cara mewujudkan perbuatan yang baik dan memperbaiki kualitas diri, maka tetap saja akan berdampak buruk bagi diri.

Jadi secara umumnya balas dendam, baik itu yang sifatnya positif dan negatif, tetap saja memiliki dampak yang buruk bagi diri.

Meskipun juga balas dendam ini akan memberikan kepuasan ketika dapat melampiaskannya, tapi pada umumnya hal tersebut hanyalah kepuasan sesaat.

Selebihnya, balas dendam tetap akan memiliki dampak buruk yang secara simultan akan terasa signifikan pada kemudian waktu.

Lantas, apa saja sih alasan yang mendasarinya terkait kenapa balas dendam ini berdampak buruk bagi diri, utamanya balas dendam yang negatif?

Ilustrasi gambar seseorang yang diliputi dendam dan berlaku balas dendam | Ilustrasi gambar via Freepik.com
Ilustrasi gambar seseorang yang diliputi dendam dan berlaku balas dendam | Ilustrasi gambar via Freepik.com

1. Tidak akan membuat situasi jadi lebih baik meskipun dendam telah terlampiaskan.

Mungkin kepuasan diri karena dendam bisa terlampiaskan akan membuat senang tenang dan bahagia.

Apalagi kalau balas dendam tersebut memiliki akibat yang setimpal atas perbuatan sebelumnya atau bahkan lebih, wah pasti akan sangat senang dan bahagia banget.

Bahkan, kalau bisa nyinyirin atau nyukurin orang lain, pasti bakal dilakukan, seperti misal, rasain lu, kapok lu, masih mau kau, dan sebagainya.

Namun akankah yang begini ini bisa membuat diri jadi lebih baik?

Tentu saja tidak. Hal ini karena, orang ataupun lingkungan yang terdampak bisa-bisa akan menyimpan dendam dan berikutnya bakal balas dendam juga, begitu seterusnya seperti enggak ada habisnya.

Nah, yang begini tentu tidak akan membuat situasi jadi lebih baik bukan, karena situasi saling dendam akan berkelanjutan.

2. Berpengaruh buruk bagi attitude.

Balas dendam akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap attitude diri, karena secara simultan akan merubah sikap dan sifat pribadi menjadi negatif.

Pada akhirnya orang lain, lingkungan dan kultur sekitarlah yang akan memberi tahu diri ketika attitude diri ini telah berubah drastis karena kian memburuk.

Biasanya juga, kondisi ini disadari ketika orang lain, lingkungan dan kultur sekitar telah mengucilkan diri, akibat dari perbuatan balas dendam yang telah dilakukan.

Inilah akibat nyata dari attitude yang akhirnya menjadi buruk bagi diri akibat menyimpan dendam dan perbuatan balas dendam.

3. Balas dendam hanya akan membuat drama tanpa akhir dan berdampak buruk bagi nilai mutu dan kualitas diri.

Puas melampiaskan balas dendam kepada orang lain, eh timbul dendam lagi bagi orang lain, habis itu orang lain balas dendam, timbul dendam lagi dalam diri.

Kalau begini, kapan berakhirnya, kapan saling sadarnya, malah jadi drama tanpa ada akhirnya.

Jelas secara simultan akan berdampak pada nilai mutu dan kualitas diri, karena hanya memikirkan dendam dan balas dendam melulu.

4. Buang-buang waktu secara percuma.

Balas dendam akan menimbulkan kesinambumgan waktu atau kerap berkembang hingga berepisode-episode.

Tentu saja yang begini akan buang-buang waktu, padahal banyak hal penting yang dapat dilakukan selain hanya menyoal dendam dan balas dendam.

Hal yang begini ini yang akhirnya membuat manajemen waktu jadi berantakan dan membuat diri jadi semakin buruk dalam menghargai dan mengelola waktu.

5. Berdampak amat buruk bagi kesehatan mental ataupun kejiwaan.

Nah, inilah dampak yang paling buruk dari perbuatan balas dendam, yaitu rusaknya kesehatan mental dan terganggunya kejiwaan.

Dendam akan menganggu pikiran apa lagi bila sudah kesumat, begitu juga pelampiasannya akan menganggu emosional, dan secara keseluruhannya ruhani akan terganggu.

Kalau sudah begini, jelas mental dan kejiwaan akan kian memburuk drastis akibat terus memikirkan dendam dan bagaimana caranya agar bisa balas dendam. Sehingga kualitas kesehatan mental dan jiwa kian merosot. 

Ancamanya terburuknya adalah depresi berat, bahkan kemungkinan kena gangguan jiwa parah hingga berujung gila bukanlan sesuatu yang tidak mungkin.

-----

Nah, itulah kurang lebihnya yang menjadi alasan mendasar, kenapa balas dendam ini dapat merusak diri. 

Jadi, daripada diri semakin rusak karena dampak balas dendam dan jadi individu yang pendendam, lebih baik perbaiki kualitas diri, selalu instrospektif dan wawas dalam attitude, lebih lapang jiwa, pemaaf dan pemaklum. Niscaya kualitas hidup akan lebih baik. 

Demikian artikel ini. Semoga bermanfaat.

Artikel ke 117 tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun