Sophomore slump dalam dunia kerja? Apakah itu?
Ya, sophomore slump adalah kondisi di mana kamu sedang dilanda perasaan enggak puas yang terjadi setelah masa senang saat memulai fase baru dalam dunia kerja.
Secara sederhananya sih begini gambarannya;
Pada tahun pertama kamu kerja, kamu sangat semangat, penuh motivasi dan amat bergairah dalam mengemban job desc.
Namun ternyata pada tahun kedua, semangat, motivasi, dan gairah kamu menurun secara drastis dalam mengemban job desc.
Nah, itulah kurang lebihnya gambaran sederhana dari kondisi sophomore slump ini.
Lantas, bagaimana solusinya kalau sedang dilanda sophomore slump ini?
Ya, ketika kamu sedang dilanda sophomore slump ini namun kamu ternyata tidak segera bertindak untuk mengatasinya, maka lama-kelamaan kamu akan kena demotivasi, burn out, bore out, bahkan lambat laun kinerja kamu kian memburuk.
Tentu saja yang begini ini akan berdampak pada mutu dan kualitas SDM kamu secara keseluruhan, serta pastinya akan berdampak pula pada perjalanan karier kamu kedepan.
Oleh karenanya kalau kamu sedang dilanda kondisi sophomore slump ini, maka jangan dibiarkan, kamu harus segera bangkit dan mengatasinya.
Nah, berkaitan dengan itu, sebagai saran, berikut enam solusi yang bisa diterapkan, yaitu;
1. Sesekali mintalah sesi quality time untuk berkonsultasi secara terbuka kepada manajer atau team leader secara 1-on-1.
Ya, dengan kamu mendapat sesi quality time untuk berkonsultasi secara terbuka kepada manajer atau team leader kamu secara 1-on-1 begini, setidaknya kamu bisa mengungkapkan apa yang menjadi kendalamu dan masalahmu.
Team leader pasti akan memberikan saran dan masukan yang membangun untukmu, setidaknya juga kamu bisa lega bisa mencurahkan kondisi sophomore slump yang kamu alami dan justru mendapat pencerahan berharga dari team leader.
2. Tidak ada salahnya kamu menanyakan jenjang kesempatan pendidikan dan pelatihan.
Ya, tentu saja tidak ada salahnya kamu tanyakan kesempatan Diklat ini, siapa tahu kamu punya kans untuk menjadi salah satu kandidatnya.
Dengan begini, kamu jadi punya semangat, motivasi, dan gairah baru untuk mengejar peluang ataupun target untuk meraih kesempatan emas mendapatkan jenjang Diklat dari kantor.
Apa lagi bila kamu memang kedepan dapat kesempatan diklat ini, maka semangat, motivasi, dan gairah pasti akan kian membara.
3. Tidak ada salahnya merayakan pencapaian-pencapaian dalam bekerja.
Kamu berhasil melampaui target dalam kerjaanmu?Â
Kamu berhasil mencapai kesepakatan negosiasi dengan klien?
Atau kamu punya pencapaian lainnya berkaitan dengan job desc?
Maka tidak ada salahnya kamu rayakan pencapaianmu itu, tidak ada salahnya kamu apresiasi dan menghargai diri sendiri atas pencapaian terbaikmu tersebut.
Karena hal ini pastinya akan menjaga mood kerja, dan membuat stabil semangat, gairah, dan motivasi kamu dalam mengemban job desc.
4. Perlunya mencari suasana baru bagi diri.
Ya, perlu juga mencari suasana baru bagi diri dengan healing bareng keluarga misalnya, outing bareng rekan kerja misalnya, refreshing bareng teman misalnya, dan intinya suasana menyenangkan lainnya.
Hal ini tentunya amatlah bermanfaat untuk kebaruan semangat, gairah, dan motivasi kamu, sehingga tidak ada salahnya untuk melupakan sejenak sesi job desc kamu untuk bersenang-senang.
5. Realistislah atau berekspetasilah yang wajar.
Ya, terkadang yang membuat semangat, gairah, dan motivasi ini jadi menurun adalah akibat ketinggian ekspektasi atau tidak realistis dalam berekspektasi.
Oleh karenanya soal ekspektasi ini jangan juga ketinggian, yang wajar-wajar saja, sebab bila ekspektasi terlalu ketinggian maka kalau enggak kesampaian malah bikin diri jadi turun mutu dan kualitas.
6. Persiapkan diri terhadap kegagalan.
Kerap kali yang membuat diri jadi kehilangan semangat, motivasi, dan gairah ini adalah akibat ketidakberterimaan diri terhadap kegagalan.
Padahal juga, risiko kegagalan ini pasti akan selalu ada, tapi kerap tidak dipersiapkan bila dialami, seringnya hanya soal ekspektasi keberhasilan. Sehingga ketika kegagalan yang melanda, diri jadi turun mutu dan kualitas secara drastis.
Oleh karena risiko kegagalan ini pasti ada, maka persiapkan juga mental diri yang berketerimaan atau legowo bila apa yang jadi target sesuai ekspektasi gagal diraih.
Nah, inilah beberapa solusi yang bisa penulis sarankan bila kamu sedang dilanda kondisi sophomore slump dalam dinamika kerja.
Semoga saja apa yang sudah penulis bagikan melalui artikel ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi bersamaÂ
Demikian artikel singkat ini.
Artikel ke 110 tahun 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H