Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Untukmu yang Lagi "Kena Mental" dalam Menuntaskan Skripsi

9 Mei 2023   10:37 Diperbarui: 9 Mei 2023   14:44 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar mahasiswa lulus ujian skripsi : Dokumen foto via Freepik.com

Baru mengajukan judul skripsi, eh judul skripsi sudah ditolak mentah-mentah oleh dosen pembimbing?

Konsep skripsi sudah jadi, eh diobrak-abrik dosen pembimbing, karena banyak revisian?

Waktu seminar skripsi kepontal-pontal enggak bisa jawab pertanyaan dan banyak revisian dari para dosen penguji?

Atau malah pas saat krusial, yaitu sudah waktunya ujian skripsi, eh malahnya "dibantai" habis-habisan oleh para dosen penguji?

Ya, jujurly, hal-hal diataslah yang pernah saya alami saat dulu lagi skripsi ini. Namun karena dengan segala daya juang dan upaya pantang menyerah pada akhirnya saya bisa lulus juga ujian skripsi.

Tentu butuh proses mental saya kuat ketika mengalami hal-hal yang tadi sudah saya uraikan, enggak ujuk-ujuk mental saya kuat begitu saja. 

Seperti ketika judul ditolak mentah-mentah oleh dosen pembimbing, padahal baru juga diawal, lantas konsep skripsi saya diobrak-abrik, terus kepontal-pontal saat saya seminar tentunya hal ini sangat berdampak pada mental, pikiran, hingga rasa kepercayaan diri. 

Apalagi pas saat krusial ujian skripsi, malah kebantai habis, wah mental jadi down banget, pengen putus asa rasanya, pengen nyerah aja rasanya.

Inilah yang pada akhirnya memang membuat saya agak lama menuntaskan skripsi ini, saya sempat ngambek, mandek, stuck, dan hilang rasa percaya diri, karena mental saya kena.

Bahkan mental saya semakin kena ketika melihat rekan satu angkatan ada yang sudah lulus duluan. Bahkan mental saya tambah kena ketika saya dengar kabar bahwa saya malah mau dilewati adik kangdung saya sendiri.

Tambahnya lagi orangtua terus-terusan mempertanyakan kapan saya lulus, sebab anak tetangga yang satu angkatan dengan saya sudah lulus kuliah sementara saya belum lulus kuliah.

Padahal, saya masih kendala dengan skripsi. Wah sudahlah, semakin puyeng enggak karuanlah pokoknya. Saya malah semakin stuck menyelesaikan skripsi.

Tapi, haruskah saya seperti itu terus, masa sih saya harus jadi mahasiswa abadi di kampus? Tentu saja saya enggak maulah, hingga akhirnya saya sadar, saya harus kuat, saya harus bisa menuntaskan skripsi ini, dan dengan susah payah dan perjuangan akhirnya saya bisa juga menuntaskan skripsi dan lulus kuliah.

Lantas, apa sih yang saya terapkan waktu itu hingga akhirnya mental saya bisa bangkit dan bisa menuntaskan skripsi dan lulus kuliah?

Ilustrasi gambar mahasiswa lulus ujian skripsi : Dokumen foto via Freepik.com
Ilustrasi gambar mahasiswa lulus ujian skripsi : Dokumen foto via Freepik.com

1. Menerapkan immun mentality saat berkonsultasi dengan dosen pembimbing

Tahap berkonsultasi dengan dosen pembimbing inilah letak titik terpenting terkait berhasil dan tidaknya kamu dalam menuntaskan skripsi.

Jadi, ketika kamu dapat revisian atau kena kritikan terkait skripsimu dari dosen pembimbing, agar dapatnya kamu jangan gampang baperan, terima dengan terbuka apa yang menjadi saran, revisian, maupun kritikan tersebut.

Yang jelas, kamu perlu camkan baik-baik, bahwa dosen pembimbingmu itu bukan "musuhmu", dosen pembimbingmu merupakan "orangtuamu" dalam menuntaskan skripsi.

Yang pasti juga, dosen pembimbingmu pasti enggak ingin juga mahasiswa bimbingannya kepontal-pontal dan "terbantai" saat ujian skripsi, dosen pembimbingmu pasti akan berupaya yang terbaik agar skripsimu baik dan layak, sebab kalau kamu gagal dalam ujian skripsi maka bisa berdampak pula pada kredibilitasnya.

Oleh karenanya terbukalah menerima saran, masukan, maupun kritik dari dosen pembimbingmu, bina hubungan dan komunikasi yang baik dengan dosen pembimbingmu ini.

2. Menguatkan prinsip siap "bertempur" membuat skripsi

Sudah menyatakan diri untuk "bertempur" memulai skripsi, maka prinsip yang teguh untuk memulainya hingga tuntas harus ditanamkan kuat ke dalam diri.

Keyakinan diri harus dibangun dengan kuat, sehingga kamu jadi tetap percaya diri saat melakoni proses dalam menyelesaikan skripsi ini.

Jangan juga baru kepentok dikit udah ngambek, baru kena challenge dikit udah nyerah, jangan juga begitu, kalau hal begini diakomodir ya skripsimu bakal gagal kamu tuntaskan.

Berprinsiplah bahwa saya enggak akan jadi mahasiswa abadi karena gagal menuntaskan skripsi misalnya, saya harus membanggakan orangtua saya untuk segera menyelesaikan kuliah saya misalnya, dan prinsip bijak lainnya yang menunjang penguatan manifestasi diri dalam membuat skripsi.

Oleh karenanya, tetaplah yakin untuk menguatkan prinsip, apapun tantangan yang kamu hadapi dalam menyelesaikan skripsi, kamu harus dengan terbuka menghadapinya, kamu tetap mengutamakan keberterimaan untuk menghadapinya.

3. Bangunan yang kuat terkait komitmen dan konsistensi dalam diri

Hal berikutnya yang perlu dikuatkan adalah komitmen dan konsistensi diri dalam melakoni setiap proses skripsi.

Sebab, faktor paling berpengaruh ketika kamu jadi malas atau menunda-nunda skripsimu itu adalah karena enggak ajegnya komitmen dan konsistensi diri dalam menyelesaikan skripsi.

Seperti begini misalnya, kamu harusnya menyelesaukan revisi bab 1, bab 2, bab 3 dan harusnya kamu ajukan lagi ke dosen pembimbing untuk maju ke seminar eh kamu tunda dengan alasan bahwa itu bisa nanti-nanti saja misalnya, itu bisa besok-besok saja misalnya, dan alasan pembenar kamu lainnya.

Padahal yang begini inilah yang bikin gara-gara kedepan skripsimu jadi nyendat akibat enggak komitmen dan konsisten.

Oleh karenanya, komitmen dan konsistensi ini harus dikuatkan, jangan suka menunda-nunda skripsi, sering-seringlah berkonsultasi dengan dosen pembimbing, sering-seringlah "bergaul" dengan literasi baik itu diperpustakaan maupun di internet agar kamu tetap ajeg menuntaskan skripsimu.

-----

Yang jelas, sekali lagi saya sampaikan bahwa saya juga pernah mengalami kena mental saat skripsi ini, tapi saya tidak menyerah begitu saja, saya tetap maju bertempur menuntaskan skripsi saya dengan mendukungnya dalam tiga perkuatan "munisi" yang sudah saya jabarkan diatas.

Nah, bagi kamu juga yang sedang mengalami kendala dan tantangan seperti apa yang pernah saya hadapi terkait skripsi ini, maka saran solusi yang saya tuangkan dalam artikel ini boleh kamu terapkan.

Demikian artikel ini, semoga dapat bermanfaat.

Artikel ke 106 tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun