Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Agar Pendatang Tidak Menjadi "Beban Hidup" Kawasan Perkotaan, Bagaimana Sebaiknya?

5 Mei 2023   05:43 Diperbarui: 5 Mei 2023   08:56 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kawasan perkotaan (kota besar) akan selalu menjadi magnet atau daya tarik bagi masyarakat dari berbagai daerah utamanya desa dan kampung untuk datang ke kota dengan berbagai latar belakang alasannya masing-masing. Termasuk juga dengan latar belakang pendidikan dan keterampilan masing-masing.

Ada yang hanya lulusan SD/sederajat, lulusan SMP/Sederajat, lulusan SMA/Sederajat, lulusan Universitas, atau bahkan ada yang enggak punya ijazah pendidikan sama sekali.

Visi dan misi kedatangan mereka ada yang mau cari kerja, ada yang mau buka usaha, dan ada yang sekadar cuma coba-coba saja datang ke kawasan perkotaan.

Ada yang datang ke kawasan kota karena ikut dengan saudara dan ada yang datang karena motif sendiri, serta latar belakang alasan lainnya dengan gambaran ekspektasi mereka masing-masing.

Mereka ada yang punya setidaknya sedikit bekal keterampilan dan ada yang tidak punya keterampilan, ada yang bawa modal/sangu finansial (sejumlah uang) dan ada yang datang cuma modal nekat dengan alasan yang penting datang saja dulu ke kota, masalah bagaimana nantinya dipikir belakang.

Begitulah kurang lebihnya mereka para pendatang dan terkait apa yang menjadi latar belakang alasan, kenapa mereka ini ingin datang ke kota dengan gambaran ekspektasi mereka masing-masing.

Yang jadi masalah itu adalah, ketika para pendatang ini justru jadi masalah baru diperkotaan yaitu ketika banyak diantara mereka yang jadi "beban hidup" kawasan perkotaan.

Ketika banyak diantara mereka para pendatang yang malah turut menambah lonjakan angka pengangguran, banyak diantara mereka para pendatang malah ikut menyumbangkan meningkatnya prosentase angka kemiskinan penduduk kawasan perkotaan.

Bahkan tidak sedikit dari mereka yang turut menyumbangkan melonjaknya prosentase tindak kejahatan/kriminal kawasan perkotaan.

Banyak diantara para pendatang yang gagal survive karena tergiur dan terjebak dengan bayang-bayang ekspektasi pikir mereka masing-masing tanpa mempertimbangkan dengan matang terkait bagaimananya untuk bisa survive di kawasan perkotaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun