Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Inilah 7 Tanda Kamu "Diperbudak" oleh Atasan

2 Mei 2023   09:03 Diperbarui: 2 Mei 2023   19:34 1417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah kamu tentang adanya fenomena diperbudak atasan dalam bekerja? Tahukah kamu apa yang kira-kira menjadi tanda-tandanya? Lantas kalau memang benar, bagaimana jugakah sikapmu?

Ya, fenomena adanya perbudakan dalam hal bekerja ini kerap dilakukan oleh unsur atasan kepada bawahan. Biasanya hal ini terjadi pada tipikal atasan yang bossy banget.

Mereka atasan yang bertipikal bossy banget ini dengan seenaknya kerap menabrak Konsitusi UU yang berkaitan dengan bidang kerja, mereka kerap membuat aturan yang aneh-aneh, sehingga membuat para bawahan tidak diorangkan dalam bekerja.

Yang jelas apa yang dilakukan oleh para atasan yang bossy banget ini adalah untuk kepentingannya dan kesuksesannya sendiri, pokoknya mereka tidak segan dan sangat tega memberdaya gunakan bawahan semaunya sendiri demi keberhasilannya sendiri.

Lantas apakah kira-kira tanda-tanda yang bisa diketahui ketika kamu hanya jadi budak atasanmu demi kepentingannya sendiri tersebut?

1. Kamu sangat sulit ambil cuti.

Ketika atasan mempersulit kita dalam mengambil cuti, bahkan kita sampai tidak diberi cuti, atau cuti dibatas-batasi, saat cuti pun kerap diribetin dengan kerjaan, maka inilah salah satu ciri yang bisa kamu masukan jadi tanda bahwa kamu diperbudak oleh atasanmu.

Padahal, tentang hak cuti ini kan telah diatur dalam konstitusi UU Ketenagakerjaan maupun UU Cipta kerja, apa dan bagaimananya terkait cuti ini sudah termaktub di dalamnya seperti apa.

2. Izin kamu sering dipermasalahkan.

Ketika kamu izin karena ada keperluan, eh kerap dipermasalahkan oleh atasanmu, padahal kamu izin juga jarang dan memang karena hal yang urgen banget, tapi kerap dipermasalahkan oleh atasanmu.

Bahkan karenanya, akhirnya kamu sangat sulit dapat izin, kamu pun kerap dapat murka oleh atasanmu karena perizinan kamu tersebut, padahal juga tentang izin ini juga kamu sudah mengajukannya sesuai aturan yang berlaku di kantor, atau tidak menabrak aturan kantor, tapi justru atasanmu yang menabraknya.

3. Kerja enggak pernah dapat apresiasi.

Sudah kerja dengan optimal hingga "berdarah-darah" eh dapat apresiasi pun tidak, bahkan kamu malah kerap dijadikan bamper atasanmu bahwa karena dirinyalah kerjaan berhasil tuntas, padahal itu semua hasil kerja keras kamu.

Berikut-berikutnya kamu juga kerap dipersalahkan dalam bekerja, padahal kamu sudah bekerja dengan optimal dan tidak melanggar aturan yang berlaku, tapi tetap saja ada yang salah dan enggak sempurna menurut atasanmu terkait hasil kerjamu tersebut.

4. Beban kerja semakin ditambah-tambah seseuai selera atasan.

Kalau ditambahin beban kerja untuk mendidik mutu dan kualitas kamu tentu saja ini sangat bagus, tapi kalau ditambahin beban kerja terus-terusan atau sengaja ditambah-tambahin suka suka boss, wah jelas ini bukan mendidik kamu.

Tentu saja, yang begini jelas kelihatan bahwa kamu hanya jadi obyek dimanfaatkan banget oleh atasanmu terkait kerjaan-kerjaan tambahan yang dibebankan kepadamu.

Ilustrasi Gambar Diperbudak Atasan : Dokumen Gambar Via Freepik.com
Ilustrasi Gambar Diperbudak Atasan : Dokumen Gambar Via Freepik.com

5. Peraturan kerja semakin ruwet dan dibuat-buat.

Sudah ada peraturan yang dibuat oleh manajemen kantor, tapi atasanmu bikin aturan versinya sendiri dalam memberdayakan kamu terkait pekerjaan.

Bahkan aturan versinya dibuat ribet dan ruwet, sehingga dalam bekerja kamu malah dibuat stres karena aturan aneh-aneh yang dibuat oleh atasanmu yang bossy banget tersebut.

6. Waktu libur kamu kerap dijadikan hari kerja dan disuruh lembur tapi enggak dapat upah lembur.

Waktunya kamu libur, eh kamu sering dipakai, padahal lagi libur kamu malah sering dibebani kerjaan, disuruh datang ke kantor untuk menyelesaikan kerjan, sudah begitu, enggak dikasih upah lembur pula.

Kalau sekali dua kali atau memang hal yang urgen banget serta dikasih upah lembur sih masih wajar, tapi kalau keseringan banget dan enggak ada upah lemburnya, jelas saja ini kurang bijaksana.

7. Kamu kerja dituntut harus serba bisa.

Kamu kerja selalu dituntut harus serba bisa, atau kerja serabutan yang diperintahkan oleh atasanmu yang bossy banget itu harus bisa kamu selesaikan sesuai kemauannya.

Padahal kamu sudah ada kerjaan sesuai jobdesc, tapi atasanmu kerap meyuruh kamu kerja serabutan dan dituntut harus bisa mengerjakannya sesuai selera atasanmu tersebut.

-----

Nah, inilah kira-kira tujuh tanda-tanda yang bisa kamu kenali terkait fenomena adanya perbudakan atas dirimu oleh atasanmu dalam hal dinamika kamu bekerja.

Bagaimana kalau kamu mengalaminya? Yah tinggal bagaimana kamu saja sih, kalau kamu mau resign yah enggak apa-apa, tapi kalau kamu berusaha betah ya enggak apa-apa. 

Yang jelas, kalau kamu mengambil keputusan ingin bertahan, maka kamu harus ada upaya mengatasinya dengan cara berkonsultasi dengan manajemen perusahaan terkait apa yang terjadi tersebut.

Jangan takut untuk berkonsultasi dengan manajemen perusahan kalau memang terjadi ketidak beresan yang kamu alami terkait adanya tujuh hal di atas, justru dengan kamu berkonsultasi kepada manajen kantor, maka kantor jadi tahu terrkait terjadinya hal yang perlu diluruskan di kantor, sehingga kantor punya tindakan bijaksana untuk mengatasinya. Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

Artikel ke 101 tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun