Bahkan karenanya, akhirnya kamu sangat sulit dapat izin, kamu pun kerap dapat murka oleh atasanmu karena perizinan kamu tersebut, padahal juga tentang izin ini juga kamu sudah mengajukannya sesuai aturan yang berlaku di kantor, atau tidak menabrak aturan kantor, tapi justru atasanmu yang menabraknya.
3. Kerja enggak pernah dapat apresiasi.
Sudah kerja dengan optimal hingga "berdarah-darah" eh dapat apresiasi pun tidak, bahkan kamu malah kerap dijadikan bamper atasanmu bahwa karena dirinyalah kerjaan berhasil tuntas, padahal itu semua hasil kerja keras kamu.
Berikut-berikutnya kamu juga kerap dipersalahkan dalam bekerja, padahal kamu sudah bekerja dengan optimal dan tidak melanggar aturan yang berlaku, tapi tetap saja ada yang salah dan enggak sempurna menurut atasanmu terkait hasil kerjamu tersebut.
4. Beban kerja semakin ditambah-tambah seseuai selera atasan.
Kalau ditambahin beban kerja untuk mendidik mutu dan kualitas kamu tentu saja ini sangat bagus, tapi kalau ditambahin beban kerja terus-terusan atau sengaja ditambah-tambahin suka suka boss, wah jelas ini bukan mendidik kamu.
Tentu saja, yang begini jelas kelihatan bahwa kamu hanya jadi obyek dimanfaatkan banget oleh atasanmu terkait kerjaan-kerjaan tambahan yang dibebankan kepadamu.
5. Peraturan kerja semakin ruwet dan dibuat-buat.
Sudah ada peraturan yang dibuat oleh manajemen kantor, tapi atasanmu bikin aturan versinya sendiri dalam memberdayakan kamu terkait pekerjaan.
Bahkan aturan versinya dibuat ribet dan ruwet, sehingga dalam bekerja kamu malah dibuat stres karena aturan aneh-aneh yang dibuat oleh atasanmu yang bossy banget tersebut.