Sudahkah Anda silaturahmi ke tetangga terdekat Anda?
Atau malah Anda justru kelupaan silaturahmi ke tetangga terdekat Anda?
Ya, kadang kita menunda-nunda silaturahmi ke tetangga terdekat ini dengan alasan karena silaturahminya bisa nanti-nanti saja, eh akhirnya malah jadi kelupaan.
Kita malah memprioritaskan silaturahmi yang jauh-jauh, tapi lupa pada yang terdekat kita bahwa kita punya tetangga kanan, kiri, depan, belakang dan sekitar lainnya tapi malah dilewati untuk lebih mempriotitaskan silaturahmi ke yang jauh-jauh dahulu.
Padahal setiap harinya kita kerap berinteraksi dengan tetangga kita dan kita kerap bersinggungan dengan tetangga kita dengan dinamika bertetangga.
Yang jelas kalau kita sampai terlupa atau bahkan sengaja tidak menyempatkan waktu untuk bersilaturahmi ke tetangga terdekat kita ini, maka jelaslah bahwa hubungan bertetangga kita tidaklah harmonis atau ada masalah.
Memang, dalam dinamika kehidupan bertetangga itu tidaklah selalu mulus, kadang ada saja konflik yang terjadi dengan tetangga kita, atau masalah lainnya, kadang pun tetangga kita pernah menyakiti kita, dan memang begitulah kadang yang menjadi realitanya kehidupan bertetangga.
Nah, justu saat momen idul fitri atau lebaran lah sejatinya waktu yang tepat untuk kembali saling menata hubungan dan rekonsiliasi dalam rangka saling memaafkan dan saling menguatkan kembali hubungan bertetangga.
Biar bagaimanapun juga, tetangga kita adalah juga saudara paling terdekat kita yang paling cepat bisa menjangkau kita.
Kenapa bisa begitu?
Ya, ini karena tetangga kitalah yang paling cepat tanggap datang kalau kita ada perlu dan ada apa-apa, seperti misal ketika kita sedang sakit misalnya, kita sedang kena musibah misalnya, atau kita sedang bikin hajatan misalnya, maka jelaslah dalam hal ini tetangga kita lah saudara paling dekat kita yang paling cepat datang dalam menolong ataupun membantu kita.
Mungkin kita bisa beralasan kalau kita ada apa-apa dan keperluan kita bisa mengandalkan saudara kita ataupun teman kita, tapi bisakah mereka segera datang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Tentu saja tidak, tetaplah tetangga kita juga lah yang paling cepat untuk datang menolong kita kalau kita ada apa-apa dan ada keperluan.
Dalam hal inipun maka bisa dibayangkan juga apa jadinya kalau hubungan kita dengan tetangga kita tidak harmonis atau ada masalah, maka kita mau minta tolong jadi segan.
Sudah kita jarang banget silaturahmi dalam berhubungan dengan tetangga, saat lebaran juga silaturahminya juga kelupaan eh giliran ada apa-apa dan ada keperluan mau minta tolong kepada tetangga.
Bagaimana tetangga mau menolong kalau kitanya sendiri ternyata memberi kesan tidak bagus dalam hubungan silaturahmi ini dengan tetangga, jelaslah tetangga kita jadi mikir-mikir kalau mau membantu atau menolong kita.
Oleh karenanya, dengan tradisi silaturahmi lebaran inilah semestinya menjadi momentum yang tepat untuk semakin mengeratkan hubungan kita dengan tetangga.Â
Saat lebaran lah sejatinya menjadi momentum yang paling tepat untuk saling rekonsiliasi dengan tetangga kita, untuk saling ikhlas memaafkan, seperti pernah konflik misalnya, pernah ada ketersingungan misalnya, dan sebagainya.
Dengan sendirinya kita pun telah berdamai atas apa yang terjadi selama kita saling bertetangga karena kita saling silaturahmi lebaran ini.
Tidak perlu kita mempersoalkan siapa yang harusnya minta maaf duluan atau silaturahmi duluan, meskipun memang tetangga kita yang salah atau menyakiti kita misalnya, enggak usahlah hal begitu dipersoalkan.
Memang, terkadang untuk ikhlas memaafkan itu bisa terucap di bibir tapi belum tentu ikhlas di hati atas hal-hal tidak berkenan yang pernah dilakukan oleh tetangga kita.
Akan tetapi justru di saat momentum Idulfitri lah bagaimana kita bisa mengejawantahkan secara nyata untuk belajar ikhlas dalam rangka saling memaafkan dan semakin memperkuat hubungan tali silaturahmi kita dengan tetangga kita, sehingga hubungan kita dengan tetangga selalu solid dan harmonis.
Jadi, inilah kira-kira yang menjadi alasannya, kenapa kita sebaiknya mendahulukan untuk bersilaturahmi dengan yang terdekat dahulu saat lebaran.
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda bersilaturahmi lebaran ke yang dekat-dekat dahulu yaitu ke para tetangga Anda? Apakah Anda mendahulukan silaturahmi lebaran ke tetangga terdekat dahulu atau Anda lebih memprioritaskan yang jauh dahulu?Â
Demikian kiranya artikel singkat ini, semoga bermanfaat.
Artikel ke 93 tahun 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H