Ya, sebelumnya harus ditentukan dulu restorannya, mau yang kelas middle kah, mau yang high kah, yang standar, mau Warteg, atau yang gimana, ini harus jelas dulu dan harus disepakati dahulu.
Nah, kalau sudah disepakati misalnya mau Bukber di restoran kelas menengah, maka langkah berikutnya adalah menentukan konsep pembayaran tagihannya.
2. Tentukan bagaimana sistem bayar tagihannya.
Nah tentang konsep pembayarannya ini juga harus pasti dan jelas dulu bagaimana, sistem bayar sendiri-sendiri kah, sistem urunan ditentukan secara kesepakatan kah, atau yang bagaimana.
Nah kalau sudah ditentukan bayar sendiri-sendiri misalnya, ya harus perhitungan nantinya saat pesan makanan jangan sampai nombok. Pokoknya jangan sampai merepotkan orang lain ketika bayaran.
Kemudian kalau yang disepakati bayar dengan urunan yang ditentukan dengan kuota jumlah rupiah tertentu misalnya, maka berikutnya mesti harus ditentukan juga, mau bayar dengan hitungan secara apa, mau paketkah atau bayar per kepala.
Ini juga harus jelas dan disepakati dulu, jangan sampai ada yang enggak mau paket karena makanan dan minumannya bukan seleranya dipaksakan ikut bayar paket. Dipilih dahulu yang terbaik yang mana. Nah kalau sudah ditentukan dan sudah disepakati barulah bisa dipesan makanannya.
Yang jelas, berdasar pengalaman penulis saat Bukber di restoran ini, mau pesan paket atau per kepala sama saja sih nikmatnya, nah soal hematnya ya hemat saja sih.
Soalnya kami urunan dengan besaran yang ditentukan satu orang 100 ribu, ternyata dengan uang segitu kita sudah bisa pesan makanan melimpah dengan menu paket. Bahkan masih angsul. Pernah juga hitungan perkepala ataupun bayar sendiri-sendiri ternyata uang 100 ribu pun masih angsul.
3. Pastikan Bukber jangan sampai berubah jadi ajang gosip ngalor-ngidul.
Nah, yang juga perlu ditambahkan dan digaris bawahi dalam bukber supaya kenikmatan, kenyamanan, serta esensi Bukber tidak rusak adalah, Bukber jangan sampai jadi ajang gosip ngalor ngidul.