Habis lebaran kok nombok, habis lebaran kok malah hutang, waduh kalau begini hasilnya, maka pasti saat ramadan ada yang salah dalam mengelola keuangan.
Beli ini dan beli itu jor-joran tanpa dikalkulasi dengan perhitungan dan pertimbangan yang matang, eh ujung-ujungnya habis lebaran gigit jari, uang sudah habis sementara kebutuhan hidup sehari-hari harus terpenuhi.
Habis lebaran malah nombok, hingga jadi kebingungan bagaimana menutupinya, akhirnya agar kebutuhan hidup bisa tetap terpenuhi jadi pinjam uang kesana dan kemari.
Oleh karenanya, guna menghindari terjadinya kondisi finansial malah nombok setelah lebaran, maka pengelolaan finansial saat ramadan haruslah sehat, tepat manfaat dan guna, efektif dan efisien.
Dengan cara apa?
Nah, berikut beberapanya yang bisa penulis sarankan.
1. Merencanakan budget kebutuhan saat ramadan dan lebaran, dan pasca lebaran dengan cermat berdasar kekuatan penghasilan.
Ya, apa kira-kira kebutuhan selama ramadan dan lebaran harus di-budgeting. Anggarkan kebutuhan ramadan kira-kira berapa dan anggaran kebutuhan lebaran kira-kira berapa.
Utamakan saat pasca lebaran anggaran kebutuhan yang tersisa masih cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sampai dapat penghasilan lagi untuk berikutnya.
Seperti contoh penulis misalnya, penghasilan penulis untuk gaji dan tunjangan adalah 8 juta rupiah, kemudian THR 6,5 juta rupiah.
Nah, setelah berunding dengan istri, disepakati bahwa rencana budget kebutuhan untuk ramadan 6 juta, sementara kebutuhan untuk lebaran sekitar 4 juta.Â
Budget 6 juta selama ramadan diantaranya untuk beli kebutuhan hidup sehari-hari, seperti untuk buka puasa, sahur, BBM, listrik, air, pulsa hp, dan kebutuhan bulanan seperti biasanya.
Budget 4 juta selama lebaran diantaranya untuk zakat, sedekah, angpao lebaran, beli kue lebaran, dan beli baju lebaran.
Nah, sisa budget yang 4,5 juta rupiah adalah anggaran cadangan untuk memenuhi kebutuhan pasca lebaran atau boleh dibilang dana darurat.
Inilah budgeting ala saya dan istri, tentunya soal budgeting ini, tergantung kemampuan penghasilan masing-masing, intinya budget ramadan, lebaran, dan pasca lebaran harus ada diperhitungkan, sehingga pasca lebaran enggak kelimpungan karena nombok.
2. Skala prioritas finansial ramadan dan lebaran sesuai budget yang telah ditentukan.
Maksudnya disini adalah, saat ramadan beli yang seperlunya saja, kalau kira-kira bukan termasuk skala prioritas, sebaiknya jangan dibeli, begitu juga halnya saat lebaran.
Atau dalam artian, jangan sampai apa-apa yang dibeli melebihi budget yang telah direncanakan sebelumnya, kalau bisa diupayakan malah sisa lebih bagus.
3. Budget mudik lebaran harus diluar budget ramadan, lebaran, dan pasca lebaran.
Biar bagaimanapun juga, mudik lebaran itu butuh dana, jadi anggaran mudik lebaran pun perlu dipertimbangkan dengan matang.
Sebaiknya juga anggaran untuk mudik lebaran ini jangan dicampur adukan dengan anggaran untuk kebutuhan ramadan, lebaran, dan pasca lebaran.
Atau dalam artian, kalau memang punya rencana mau mudik, maka nggaran untuk mudik ini harus sudah ditabung jauh hari sebelum ramadan dan lebaran.Â
Jangan sampai memaksakan mudik lebaran kalau sebelumnya tidak ada rencana anggaran yang pasti, karena pasti pasca lebaran akan kerepotan.Â
Lebih baik ditunda dahulu mudik lebarannya kalau memang kira-kira dananya mepet atau tidak ada tabungan sebelumnya.
-----
Nah, inilah kira-kira saran finansial sehat selama ramadan, maupun saat lebaran hingga pasca lebaran. Semoga apa yang sudah penulis sarankan ini dapat menambah manfaat dan wawasan bagi bersama.
Demikian kiranya artikel singkat ini.
Artikel ke 87 tahun 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H