Nah, begitu pula Jokowi, beliau sebenarnya berhak memberikan punishment kepada Ganjar dan Koster karena telah menentang perintah dan kebijakannya terkait Piala Dunia U-20.
Kita bisa lihat, buah dari pembangkangan Ganjar dan Koster tersebut sampai akhirnya Jokowi tampil di depan publik untuk merilis bahwa keikut sertaan Timnas Israel U-20 tidak ada sangkutan dengan politik dan mengklarifikasi tingkah polah bawahannya yaitu si Ganjar dan si Koster.
Tapi apa lacur, suara Jokowi yang diharapkan dapat melunakan FIFA terkait situasi terkini terhadap penolakan Timnas Israel U-20 tak dianggap, pendelegasian Ketum PSSI Erick Thohir melobi FIFA tak berguna, FIFA pada akhirnya tetap membatalkan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Ya, ketelanjuran pembangkangan Ganjar dan Koster terhadap Jokowi jelas adalah sebagai salah satu penyebab krusialnya.Â
Bahkan secara nyata kita bisa tahu bukan, Jeteng dan Bali ketempatan jadi tuan rumah, dan bahkan drawing Piala Dunia U-20 akan dilaksanakan di Bali, tapi urung dilaksanakan oleh FIFA akibat penolakan Koster. Pada akhirnya berdampak pula pada pembatakan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Jadi, apakah Ganjar dan Koster telah melakukan insubordinasi kepada Jokowi?
Jawaban sahih, Ya.
Terus bagaimana?
Tinggal Jokowi saja, mau "diapakan" si Ganjar dan si Koster ini. Mau di sanksi ya terserah, enggak ya terserah. Tinggal bagaimana Jokowi saja.
Tapi patut dicamkan juga sebenarnya oleh Jokowi, ini adalah tentang harga diri, kehormatan dan harkat martabat, sebab pada posisi ini nampak jelas, bahwa posisi seorang Presiden telah dikangkangi oleh Kepala Daerah. Seharusnya Jokowi tegas dengan memberi sanksi kepada Ganjar dan Koster.Â
Jadi Bagaimana Jokowi? Berani tidak memberi sanksi Ganjar dan Koster?