Kesalahan paling sering suatu kantor adalah kurang tepat dalam menempatkan karyawan pada jobdesc dan kurang cermat melihat dimana potensi atau bakat karyawan.
Suatu kantor seringkali hanya asal menempatkan karyawan alias "asal taruh orang" atau asal isi  tanpa mempertimbangkan potensi dan bakatnya.
Inilah yang seringkali membuat karyawan jadi aras-arasan kerja karena jobdesc mereka melenceng terlalu jauh dari kompetensi yang mereka miliki, bahkan jadi jenuh karena mereka stuck disatu jobdesc tanpa pernah dirotasi jobdesc-nya.
Oleh karenanya, agar dapatnya dalam memberi jobdesc ini, kantor harus cermat melihat bagaimana potensi dan bakat dari para karyawan ini, sehingga tepat sasaran dalam menempatkan mereka.
Jangan sampai terlupa juga menerapkan rotasi jobdesc, agar setiap karyawan punya kesempatan yang sama dalam organisasi, mendapatkan kesempatan yang sama dalam menempa pengalaman, dan refresh.
2. Training dan coaching yang memadai dan kolaboratif serta berkala.
Kerap juga setelah menempatkan karyawan dalam jobdesc mereka masing-masing, tapi tidak dibekali dengan training dan coaching (pelatihan dan mentoring) yang memadai dan kolaboratif, terkesan apa adanya, sehingga mereka jadi kurang begitu paham dengan jobdesc-nya.
Padahal, pelatihan dan mentoring yang memadai dan kolaboratif dalam rangka menyiapkan mereka bekerja dalam jobdesc-nya itu penting banget untuk pengetahuan mereka, termasuk menggembleng mental mereka.Â
Oleh karenanya, agar dapatnya sebelum ditempatkan pada jobdesc-nya, karyawan benar-benar dibekali pelatihan dan mentoring yang memadai dan kolaboratif, sehingga mereka siap terjun di lapangan.
Serta jangan pula pelit mendidik karyawan atau menyekolahkan karyawan melalui diklat-diklat, baik itu diklat internal ataupun eksternal, kan kalau karyawan semakin terlatih dan terdidik, kantor pun ikut bagus.
3. Leadership yang demokratis (tidak 0tokratis dan terlalu micro-manage).