Bertetangga, bekerja, bersahabat baik itu dengan rekan kerja ataupun kawan adalah selalu berkaitan dengan hubungan dan sosialisasi, termasuk juga kepada saudara ataupun sanak famili.
Terkadang bumbu-bumbu tidak sedap juga ada saja mengiringi dalam menjalin hubungan ini, sehingga mengakibatkan munculnya konflik ataupun persaingan.
Kesemuanya itu masihlah hal yang wajar kalau konflik ataupun persaingan tersebut masih beriklim sehat, namun akan jadi tidak wajar dan tidak sehat kalau konflik dan persaingan justru menimbulkan benih permusuhan dan dendam di antara sesama.
Tentunya kalau konflik ataupun persaingan tersebut beriklim tidak sehat sehingga menimbulkan benih permusuhan dan dendam, maka akan berujung pada lahirnya sifat toxic dalam setiap pribadi indivividu.
Bahkan kalau tidak di atasi dan terus-terusan diakomodir untuk merasuk dalam diri, maka jelaslah diri akan semakin kalah kualitas dan kalah bersaing dalam hal apapun dan distempel sirik tanda tak mampu. sehingga sikap toxic ini haruslah dihindari atau wajib dihilangkan.
Lantas, apa sajakah sifat toxic yang bisa membuat diri semakin kalah kualitas dan bersaing hingga membuat diri jadi terstempel sirik tersebut?
1. Susah lihat orang senang dan senang lihat orang susah.
Ketika orang lain senang dan bahagia tapi justru ada yang susah hati melihat kenyataan tersebut, enggak terima dan enggak suka banget ketika orang lain senang, tapi ketika orang lain lagi kesusahan malah senangnya minta ampun, bahkan jadi jumawa dan arogan.
Inilah salah satu sifat toxic yang bakal menunjukan bahwa seseorang tersebut jauh dari sikap dewasa, karena dihati dan pikirannya hanya susah hati saja bawaannya, sehingga akan semakin memunculkan sifat iri, dengki dan kebencian.
2. Iri dan dengki lihat orang yang lebih pintar tapi pongah ketika melihat orang dirasa lebih rendah (bodoh).
Ya, inilah sifat toxic yang akan semakin menunjukan benih kebencian dan permusuhan dalam diri termasuk dendam kepada orang yang dirasa menjadi saingan atau malah sudah dianggap jadi musuh.
3. Benci lihat orang sukses dan bersuka ria ketika orang gagal.
Sifat toxic yang ketiga ini adalah akumulasi dari susah lihat orang senang dan senang lihat orang susah ditambah iri dan dengki lihat orang yang lebih pintar tapi pongah ketika melihat orang dirasa lebih rendah (bodoh).
Sehingga yang ada di dalam hati cuman ada benci, benci dan benci kepada siapapun yang dianggapnya melebihi diri sendiri, dan akan sangat senang banget kalau yang jadi musuhnya tersebut tertimpa kegagalan.
Nah, itulah tiga sifat toxic yang akan membuat diri kalah kualitas dan bersaing dalam hal apapun, jadi sangatlah jelas kalau tiga sifat tersebut tertanam dalam diri.
Maka tidak akan pernah bisa majulah seseorsang, tidak akan pernah matang dan dewasa seseorang dalam menjalani kehidupan keseharian.
Yang ada hanyalah pribadi yang akan mudah mengeluh dan menggerutu, mudah menyerah kalah dengan keadaan, gampang baperan, dan akhirnya rapuh dan jatuh tersakiti dengan sendirinya hingga terpuruk, padahal tidak ada yang menyakitinya.
Namun karena selalu sumbu pendek dengan mengakomodir sifat toxic dalam diri seperti yang sudah penulis jabarkan tadi, maka jadilah diri adalah orang yang selalu tidak pernah matang dan dewasa, orang yang selalu kalah, dan rapuh dalam segala hal.
Oleh karenanya, daripada mengakomodir sifat-sifat toxic dalam diri yang tidak ada manfaatnya sama sekali tersebut, lebih baik visioners, berpacu dengan meningkatkan mutu dan kualitas diri dan hidup.Â
Daripada repot ngerecokin hidup orang lain, lebih baik meningkatkan mutu dan kualitas hidup diri.Â
Demikian artikel singkat ini, semoga bermanfaat.
Artikel ke-47, tahun 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H