Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mentraktir, Kenapa Saya Memilih Lebih Dahulu dan Pesan yang Mahal?

2 Maret 2023   10:19 Diperbarui: 2 Maret 2023   10:28 1454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada salahnya kalau kita ada rezeki berlebih, sesekali kita berbagi rezeki tersebut dengan mentraktir teman, rekan kerja di kantor, bawahan kantor, maupun sanak famili kita.

Selain berbagi rezeki, dengan mentraktir ini kita juga bisa semakin menguatkan jalinan silaturami maupun partner relationship kita yang tentunya akan juga membuat kokoh soliditas dan kebersamaan.

Dan yang pastinya secara berjangka kedepan akan ada manfaat lainnya yang akan dapat kita petik kemudian.

Nah, kalau sebelumnya saya pernah membuat artikel tentang saya yang ditraktir yang berjudul “Ditraktir, Kenapa Saya Tidak Memesan Makanan yang Paling Mahal”, maka kali ini sebaliknya ketika tiba giliran saya yang mentraktir, kenapa saya memilih lebih dahulu dan pesan yang mahal?

Oiya sebelum masuk ke pembahasan, izinkan saya sedikit memberi informasi kenapa penulisan katanya harus “mentraktir bukan menraktir”. Mana yang benar mentraktir atau menraktir.

Dari referensi yang saya baca, maka sesuai aturan morfologi dari referensi tersebut, ketika kata berawalan K, P, T, S bertemu awalan Men, Mem, Meng, Meny, harus luluh.

Contohnya seperti Men ketemu Toleransi jadi Menoleransi, nah lantas kenapa kok Men ketemu Traktir tidak ditulis menraktir tapi kok yang benar adalah Mentraktir. Ini karena kalau K, P, T, S huruf keduanya adalah konsonan maka tidak bisa luluh.

Begitulah kira-kira penjelasan singkat dan sederhana yang bisa saya sampaikan dari referensi yang saya dapat, jadi fix no debat ya kenapa saya pakainya kata Mentraktir bukan Menraktir.

Ilustrasi gambar Mentraktir Rekan Kerja Kantor : Sumber Foto via Freepik.com
Ilustrasi gambar Mentraktir Rekan Kerja Kantor : Sumber Foto via Freepik.com

Baik, kita kembali ke laptop, soal mentraktir, kenapa saya memilih lebih dahulu dan pesan yang mahal?

Yang jelas soal mentraktir ini jangan juga pernah berani mentraktir tapi kita tidak memperkirakan berapa kira-kira nanti habisnya, malunya itu adalah kalau harus nombok, apalagi pas nombok dompet sudah terkuras semua nah jadi enggak enak dan malu juga jadinya toh.

Oleh karenanya kalau kita berani mentraktir kita harus siap, pastikan kita sudah berhitung sebelumnya atau memperkirakan berapa kira-kira nanti budget yang akan kita habiskan.

Yang tak boleh ketinggalan juga pastikan di mana restonya dan kelas restonya, mau yang biasa saja, medium, atau yang high, maka sesuaikan dengan budget kita, kalau mampu di resto yang kelas high ya silakan saja.

Nah, begitu juga saya, maka sebelum saya mentraktir ini, saya pastikan dahulu budget saya cukup dan sesuai dengan kelas restonya atau sesuai kekuatan kantong sayalah.

Kemudian dalam mentraktir ini, saya juga memilih makanan dan minuman terlebih dahulu dan saya akan memesan makanan dan minuman yang mahal.

Saya terapkan ini, agar orang-orang yang saya traktrir tidak sungkan atau tidak merasa canggung dan jadi enggak enakan saat pilih makanan dan minuman yang tertera pada daftar menu makanan.

Saya ingin mereka plong tanpa beban memilih apa yang ingin dipesan dalam daftar menu makanan. Selain itu, kalau saya terapkan saya yang pesan duluan dan langsung pilih yang mahal, maka orang-orang yang saya traktir jadi tenang, karena mereka pasti sudah tahu bahwa budget saya cukup untuk mentraktir.

Saya juga ingin agar momen saya mentraktir ini tidak terlupakan begitu saja, saya ingin tercipta suasana kebersamaan yang lebih hangat dan mencair, serta meninggalkan kesan baik dan positif.

Termasuk kedepannya dalam jalinan relationship, siapa tahu kedepan dari berbagi rezeki dengan mentraktir ini, kita dapat rezeki balik dan manfaat lainnya. 

Siapa sangka nanti kita dapat proyek dari teman kita misalnya atau rezeki lainnya, iya enggak. Namanya juga rezeki kadang datangnya ya enggak disangka-sangka, iya kan.

Nah, inilah kira-kira pengalaman singkat yang dapat saya bagikan soal mentraktir, kenapa saya memilih lebih dahulu dan pesan yang mahal? Mudahan artikel ini bisa bermanfaat dan jadi wadah saling sharing bersama.

Mentraktir, kalau Anda bagaimana?

Demikian kiranya artikel singkat ini, semoga bermanfaat.

Artikel Ke-42, tahun 2023.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun