Atau juga dalam artian sales memiliki peran sangat krusial untuk mem-bridging hubungan dari customer kepada kantor dan sebaliknya juga dari kantor kepada customer.
Termasuk juga di dalamnya adalah mem-bridging trafic informasi dan komunikasi dari kantor kepada customer ataupun sebaliknya (teknik bridging).
Bridging berasal dari kata "bridge", secara harfiah berarti jembatan. Jadi teknik bridging sederhananya adalah teknik menjembatani dua topik yang tidak ada kaitannya sama sekali, namun pada akhirnya bisa jadi nyambung. Begitulah kurang lebihnya definisi singkatnya.
Nah, yang sering jadi masalah itu adalah, seringkali sales menyepelekan soal bridging ini, sehingga informasi dan komunikasi jadi sering putus di tengah jalan.
Kantor menyampaikan apa kepada customer tapi customer tidak tahu, customer menyampaikan apa kepada kantor tapi kantor tidak tahu, pas saling konfirmasi jadi tidak nyambung kantor kemana customer kemana, tentu kalau dicari siapa biang penyebabnya akan mudah sekali, yaitu ada yang salah pada sales.
Inilah juga yang seringkali menyebabkan sales gagal closing customer dan tentunya berdampak simultan juga kepada kantor. Sebab kegagalan sales closing customer merupakan kegagalan juga bagi kantor.
Oleh karenanya teknik bridging ini jangan disepelekan oleh sales, kalau memang ada kendala ataupun masalah dan butuh back up agar informasi dan komunikasi antara kantor dan customer tidak terputus di tengah jalan, maka jangan segan untuk meminta bantuan kepada team leader Anda.
Misalkan begini, ketika Anda butuh back up untuk presentasi produk karena customer-nya kelas kakap atau korporasi misalnya dan Anda ragu untuk mempresentasikannya misalnya, maka jangan ragu dan segan, segera menghadap ke team leader ungkapkan masalah ataupun kendalamu tersebut agar ada tindak lanjut dari team leader.
Atau yang ini misalnya, Anda butuh bantuan krusial saat negosiasi produk misalnya, ya jangan ragu untuk minta back up kepada team leader, daripada nekat nyebur malah hasilnya tidak optimal, lebih baik minta bantuan kan, bisa jadi malah deal dan closing customer. Iya kan.
Logis kok kalau dalam hal-hal tertentu dan krusial sales butuh back up dari team leader-nya, lagi pula yang namanya team work itu ya mesti we work as a team.
Yang jelas, team leader yang bijak dan profesional pasti tidak akan marah atas masalah ataupun kendala logis dan wajar yang Anda hadapi tersebut, pasti team leader Anda akan pasang badan untuk mem-back up Anda.
Selain itu, teknik bridging ini juga merupakan bagian dari design thinking, yaitu proses untuk menemukan solusi dalam rangka memecahkan suatu masalah ataupun untuk mencapai suatu tujuan.
Di dalam proses design thinking ini sendiri terdapat beberapa fase, yaitu bagaimana untuk mencari tahu masalah yang sebenarnya dihadapi, mencari tahu kebutuhan antara kantor dan customer terkait produk, dilanjutkan mencari solusi berdasarkan kebutuhan tersebut, dan pada akhirnya adalah pengambilan keputusan.
Dalam teknik bridging ini jugalah terkandung mind mapping, yaitu kemampuan untuk merumuskan atau membuat formula, menjabarkan terkait produk kepada customer.
Jadi, sampai di sini amatlah jelas bahwa teknik bridging ini sangat penting, oleh karenanya teknik bridging ini jangan sampai disepelekan oleh sales, sebab kalau jembatan relasi terhubung dan terawat dengan baik, niscaya customer tidak akan mudah berpaling ke lain hati, customer akan selalu setia baik itu kepada sales maupun kantor.
Nah, inilah yang bisa penulis sampaikan terkait betapa pentingnya teknik bridging ini untuk selalu dipedomani sales dalam memprospek customer, semoga juga apa yang penulis sampaikan ini dapat bermanfaat bagi bersama. Demikian kiranya artikel ini.
Artikel ke-32, tahun 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H