Saya adalah termasuk perokok berat, dalam sehari bisa menghabiskan dua bungkus rokok dengan komposisi 2,2 mg nikotin dan 31 mg tar.Â
Sehari saja tak merokok rasanya seperti orang ling lung, bingung dan enggak bisa mikir, pokoknya setiap 2 jam harus merokok dan bisa semakin deras kalau kerjaan lagi banyak-banyaknya. Apalagi kalau banyak yang dipikirkan.
Ya, perokok berat ditambah pula saya penyuka kopi, pas banget sudah pasangan sejati, rokok dan kopi, begitu terus setiap harinya, rokok dan kopi enggak putus.
Tentu saja apa yang menjadi gaya hidup dan kebiasaan saya ini jelaslah tidak sehat, risiko menderita berbagai penyakit akibat racun-racun rokok dan overdosis kafein pada kopi sangat rentan mendampaki saya.Â
Tapi ya itu, meski saya tahu apa itu risiko buruknya bagi kesehatan saya, tapi saya tak mengubris itu semua, bahkan peringatan dari istri yang terus berulang dan berulang pun tak saya gubris.
Tapi pada akhirnya, apa yang sekilas saya kisahkan diatas berubah 180 derajat, ya pada akhirnya saya bisa berhenti merokok total.
Lantas bagaimana bisa, dari yang semula saya adalah perokok berat kok bisa berhenti total?
Ya, awal mulanya bagaimana ceritanya adalah saat saya terpapar covid berat lah yang mengawali saya untuk berhenti merokok untuk sementara waktu.
Kenapa sementara waktu? Sebab kedepan ternyata, setelah sembuh dari covid, saya ternyata kumat, alias bandel, karena kembali merokok lagi.
Memang waktu kena covid parah saya bisa berhenti merokok, apalagi setelah mengetahui bagaimana kondisi paru-paru saya kala itu dan kondisi kesehetan saya secara keseluruhan.