Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

4 Hal Sederhana yang Diinginkan User kepada Karyawannya

16 Januari 2023   13:41 Diperbarui: 23 Januari 2023   13:00 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya apa yang diinginkan user atau suatu perusuhaan ataupun suatu kantor itu dalam mempekerjakan karyawannya ataupun pegawainya secara profesional itu tidaklah muluk-muluk.

Hanya saja terkadang kurang disikapi dengan bijak saja oleh karyawan, sehingga keliatannya user itu bisanya hanya "memeras" keringat karyawan saja tanpa perikemanusiaan dan imbalan yang sepadan dengan jerih payah yang dikerjakan.

Padahal tidaklah seperti, hanya keliatannya saja seperti itu, sebab setiap kantor yang profesional itu pasti sudah mempertimbangkan apa yang semestinya dipadankan sebagai imbalan bila karyawannya memang layak mendapatkannya.

Hal diataslah kebanyakan yang dikeluhkan oleh karyawan, dengan menilai satu sisi saja, sehingga jadi lebih sering playing victim merasa paling capek sedunia karena dibebankan pekerjaan yang berat banget.

Sehingga hal-hal sederhana tapi sangat menjadi pertimbangan kantor terkait perkembangan masa depan karier malah jadi terabaikan. Bahkan malah tidak tahu sama sekali.

Lantas, apa saja sih sebenarnya hal sederhana tapi penting terkait perkembangan masa depan karier tersebut?

Ilustrasi gambar karyawan bekerja di kantor | Sumber Foto: Freepik.com
Ilustrasi gambar karyawan bekerja di kantor | Sumber Foto: Freepik.com

1. Bermilitansi tinggi dan ambisius.

Ya, karyawan yang bermilitansi tinggi ini maksudnya adalah karyawan yang punya daya saing dan daya tahan yang tangguh dan mumpuni.

Kantor tidak butuh karyawan yang gampang mengeluh, gampang kena mental alias sedikit-sedikit baperan sudah gitu banyak maunya dan cerewet bin ceriwis, banyak tuntutan ini dan itu, tapi enggak sesuai dengan kompetensi, kinerja, dan kualitas.

Terus perlu juga punya ambisius yang tinggi, dengan maksud ada perjuangan yang kuat mencapai apa yang akan dituju. Sebab juga kantor itu terkadang perlu karyawan yang ambisius dalam mencapai target visi misi kantor.

2. Komitmen dengan pencapaian target.

Maksudnya komitmen dengan pencapaian target ini adalah jangan mudah berhenti ditengah jalan, jangan mudah patah perjuangan sebelum mencapai target, bahkan sudah menyerah kalah sebelum berjuang, sudah bilang enggak bisa duluan sebelum dikerjakan.

Inilah yang tidak direstui oleh kantor tapi malah sering terjadi sehingga target-target kantor yang semestinya kalau diperjuangkan bisa tercapai dengan optimal sering gagal.

Oleh karenanya ketika anak panah sudah melesar lepas dari busurnya maka target harus tercapai, inilah berkomitmen, dan ini penting, jangan hanya diucap namun harus diterapkan dengan dilandasi kinerja yang penuh rasa tanggung jawab.

3. Tidak "jual mahal" dan perhitungan dengan waktu kerja.

Seringkali juga karyawan sering jual mahal soal pekerjaan, kalau bukan kerjaannya maka kerjanya aras-arasan alias enggak ikhlas, kalaupun dikerjakan ya sekadarnya saja sehingga hasilnya enggak bagus.

Tambahnya lagi terlalu hitung-hitungan dengan waktu kerja, ini biasanya terjadi kalau ada kerjaan yang insidentil dari kantor dan sifatnya segera, keambil dikit waktu pulang tenggo nya misalnya, eh "ngerowengnya" sampai seluruh dunia tahu, bahkan pake pasang status di WA dan Medsos pula.

Padahalkan mau ngeroweng dan jual mahal begitu tetap sajakan mesti dikerjakan sampai tuntas, nah daripada ngeroweng dan jual mahal berujung makin dongkol dan percuma ya sudah kerja saja dengan ikhlas dan senang hati. Iyakan. 

Lagipula kan bagus juga nambah wawasan, bahkan nambah penghasilan, sebab kantor yang profesional itu pasti enggak akan membiarkan karyawannya keleleran ataupun enggak diganjar insentif ataupun uang lembur. Pasti sudah diperhitungkan itu semua secara berimbang dan kesepadanan.

4. Menerima pekerjaan dengan penuh dedikasi dan antusias.

Seringkali karyawan enggak menunjukan loyalitas ketika kebebanan kerjaan tambahan atau didapuk memback up kerjaan rekan kerja yang cuti atau membantu rekan kerja lainnya.

Hal ini biasanya akan terlihat dari gestur bahasa tubuh dan sikap dalam menerima delegasi tugas tersebut, dan pasti ini akan sangat mudah terbaca oleh kantor. 

Jadinya apa, ya penilaian minor lah dampaknya dan tentunya secara berkala kedepan, maka karier juga lah yang akan terdampak.

Nah, daripada begitu, lebih baik menerima penugasan kerja itu haruslah tetap dengan penuh antusias, meskipun kerjaan itu bukanlah tugas pokok sendiri, tapi tetap harus antusias menerima kerjaan tersebut dan dikerjakan dengan penuh dedikasi yang tinggi, inilah baru yang namanya loyal dan profesional.

-----

Percayalah, setiap kantor itu pasti punya rule bijak yang menyejahterakan karyawannya, keberimbangan ataupun kesepadanan antara yang dikerjakan dengan imbalan yang diperoleh pasti sudah diperhitungkan dengan saksama oleh kantor.

Inilah kiranya yang menjadi sharing saya kepada Anda semua yang membaca artikel ini, semoga bisa menjadi tambahan wawasan yang bermanfaat baik itu bagi bersama termasuk penulisnya.

Demikian kiranya artikel ini.

Semoga dapat bermanfaat.

Sigit Eka Pribadi.

Artikel ke 7 tahun 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun