Bagaimana reaksi ataupun respon Anda ketika pada akhirnya Anda dihadapkan realita saat bawahan Anda naik jabatan jadi atasan Anda?
Apakah rasa ketidakberterimaan yang menghinggapi perasaan Anda? Adakah rasa iri dengki dan menuduh yang bukan-bukan kenapa bawahan Anda sampai bisa melangkahi Anda yang senior?
Bahkan secara jabatanpun sebenarnya Anda di atas sehingga Anda merasa bahwa yang seharusnya lebih pantas naik jabatan adalah Anda dibandingkan bawahan Anda tersebut?
Ya, soal promosi jabatan hingga siapa berhak dan pantas naik jabatan memang menjadi liku-liku dinamika pekerjaan yang dapat berdampak pada seseorang. Baik berdampak baik maupun berdampak kurang baik.
Apalalagi ketika si junior (bawahan) justru naik kelas melangkahi seniornya, pasalnya, tidaklah gampang melegowokan rasa keberterimaan diri atas situasional tersebut.
Ada yang dengan legowo menerima dengan lapang dada dan mengakuinya bahwa faktor layak dan pantas memang sahih oleh sebab kenapa bawahan bisa naik jabatan, namun ada pula yang tidak rela dan ikhlas ketika juniornya yang notabene bawahannya melangkahinya.
Memang masih normal saja sih kalau awalnya ada rasa tidak terima soal kondisi di atas, namun tentunya tidaklah juga harus berkelanjutan, kalau sampai begini namanya malah jelas terlihat bagaimana sejatinya mutu dan kualitas Anda.
Yang jelas, pihak manajemen kantor yang profesional soal karier karyawannya, pasti mengedepankan mutu dan kualitas SDM ataupun talent yang akan dipromosikan jabatan.Â
Sisi layak dan pantasnya seorang karyawan dinaikan level jabatan pasti sudah berdasar parameter variabel penilaian yang mengedepankan mutu dan kualitas.
Nah, daripada kebawa baper dan berujung dengki melulu, lebih baik legowo saja dan memacu diri untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas diri.
Karena apa, jelas kalau sampai bawahan Anda yang justru promosi jabatan duluan hingga melampaui Anda maka Anda jelas kalah mutu dan kualitas, Anda kalah dalam daya saing.
Percuma kalau Anda menggerutu hingga komplain kepada pihak manajemen kantor soal situasional tersebut, justru yang terjadi malah Anda ditandai kantor karena tidak elegan bertindak atas kebijakan kantor, serta tidak sejalan dengan apa yang sudah menjadi keputusan kantor.
Parahnya lagi, bisa-bisa Anda malah dinilai minor oleh manajemen atas sikap tidak terima Anda tersebut, sehingga malah semakin menghambat perkembangan karier Anda kedepan.
Nah, daripada banyak protes dan kedepannya ada apa-apa dengan karier Anda kedepan, yang lebih aman itu ya instrospeksi dan wawas diri. Dengan begitu Anda jadi lebih terpacu untuk meningkatkan daya saing Anda.
Memang, melihat junior apalagi junior tersebut adalah bawahan kita tapi malah melangkahi dan duluan "naik kelas" dari Anda sebagai atasan dan senior sepertinya kok enggak adil, tapi percayalah, inilah sejatinya yang jadi ujian keberterimaan Anda.
Sekaligus inilah juga sebenarnya yang menampakan apa yang semestinya menjadi kekuranfan dan koreksi bagi diri Anda kedepan dalam karier Anda. Tidak ada kata terlambat kalau Anda mau rendah hati dan bijak mau instrospeksi.
Suatu saat kedepan pasti akan tiba giliran Anda yang promosi jabatan kalau Anda tahu apa yang mestinya Anda kedepankankan dalam mengejar ketertinggalan Anda.
Jadi, daripada enggak terima ketika melihat realita bahwa bawahan Anda naik kelas duluan daripada Anda, lebih baik bersikap matang dan dewasa untuk memacu diri menjadi lebih bermutu dan berkualitas.
Demikian artikel singkat ini. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H