Leadership yang mandatory kepada para bawahan, yaitu atasan yang mengedepankan empati dengan mau memposisikan diri ketika ada pada posisi bawahan.
Leadership yang careless kepada para bawahan, yaitu atasan yang mengedepankan kepedulian dengan mau tahu kendala-kendala yang dihadapai para bawahan dalam dinamika kerja.
Leadership yang SIAP (Smart, Integritas, Adaptif, dan Profesuonal), yaitu atasan yang mengedepankan kesabar dalam memimpin, atasan yang cerdas dengan memberi waktu yang luang bagi bawahan untuk menggapai ekspektasinya, dan atasan yang tidak terlalu micro managing banget.
Memang, atasan yang good leader itu bukan tidak boleh marah kepada bawahan, kalau bawahan memang salah ya memang harus di marahi kalau perlu diberi punishment.
Namun demikian, marahnya Anda sebagai Atasan yang good leader itu adalah marah yang edukatif yaitu, marah yang bijak tanpa kata-kata kasar, kotor dan emosional, marah yang bajik demi kebaikan bawahannya untuk mendidik bawahannya secara sense of urgency.
Selain itu, atasan yang good leader itu semestinya menghindari micro managing, sebab sebagai atasan bukan berarti harus selalu benar dan harus selalu merasa di atas soal keahlian.Â
Oleh karenanya berikanlah kesempatan yang luas kepada para bawahan Anda bekerja dengan kepintaran dan keahlian mereka sesuai jobdesc, enggak usah di micro managing, tapi beri kepercayaan dan apresiasi kinerja mereka.
Kalaupun ada kesalahan, maka inilah tugas Anda, didiklah mereka dengan bijak, tunjukkan kesalahannya dan beri wawasan yang edukatif dan efektif terkait bagaimana cara yang benar buat kedepannya.
Sebagai atasan itu jangan juga terlampau otokratif, ingin selalu merasa paling pintar, paling benar, apa-apa pokoknya harus dituruti, sebaiknya ya menerima dengan elegan sesekali harus memberi pengakuan bahwa secara fakta bawahan Anda benar dan memang ahli dibidangnya.
Nah, inilah kiranya yang bisa penulis bagikan soal bagaimana sih pentingnya menjadi atasan yang good leader dan bukan atasan yang bossy banget.