Fenomena enggak betahnya karyawan yang pada akhirnya berujung pada seringnya karwayan yang resign dari suatu tempat kerja hingga kini masih menjadi problematika dan dinamika dunia kerja.
Seringkali kondisi seperti ini justru terkesan terjadi pembiaran oleh suatu kantor tanpa solusi, banyak kantor yang menganggap remeh temeh problematika ini.
Hal ini dengan alasan kalau satu karyawan resign rekrut lagi, kalau resign lagi rekrut lagi, dan begitu terus berlakunya.
Padahal sejatinya, kondisi suatu kantor yang seperti di atas, sebenarnya menandakan bahwa, suatu kantor sedang dalam kondisi sedang tidak sehat.
Nah, inilah sebenarnya yang perlu menjadi atensi bagi suatu kantor untuk setidaknya mengatasi problematika klasik dan remeh temeh ini tapi bisa berujung meruntuhkan kinerja suatu kantor.
Lantas, mesti bagaimana dan apa sih sebenarnya solusi yang elegan yang membuat karyawan kantor itu betah bekerja di kantor?
1. Gaji yang memadai/layak (Manusiawi)
Ya, kantor atau perusahaan pastinya mempekerjakan karyawan, maka sudah menjadi kewajiban pula untuk menggaji karyawannya dengan layak.
Nah, sudahkah karyawan digaji dengan layak, masihkan kantor Anda memberi gaji tapi gradenya jauh dari UMR misalnya? standarisasi penentuam besaran penggajian tidak dinilai berdasar skill misalnya? Dan sebagainya.
Maka di sinilah yang kiranya perlu kami masukan sebagai saran, yaitu agar dapatnya soal penggajian ini sebaiknya melihat sisi manusiawai, kepatutan, memadai dan layak.
2. Jaminan Asuransi kesehatan yang memadai
Adakah jaminan asuransi kesehatan yang memadai bagi karyawan dalam sistem penggajian yang diterapkan di kantor Anda?
Ya, semestinya soal jaminan asuransi kesehatan ini jangan diabaikan, kantor harusnya tetap memberikan fasilitas ini secara layak pada karyawan.
Sebab pada banyak kasus, ternyata masih banyak karyawan yang seringkali tidak ditanggung oleh kantor terkait jaminan kesehatan ini.
ketika mereka sakit justru mereka sendiri yang menanggung biaya berobat, padahal kantor mempekerjan tapi kantor sering lepas tangan enggak membantu biaya kesehatan ini.
Oleh karenanya, sebagai masukan, maka agar dapatnya fasilitas jaminan kesehatan ini diberikan secara layak kepada para karyawan.
3. Ada uang makan, uang lemburan, insentif/tunjangan, dan, bonus tahunan
Selain pengahasilan berupa gaji, sudahkah di suatu kantor memberikan fasilitas uang makan, uang lemburan, insentif/tunjangan, dan, bonus tahunan?
Ya, pada realitanya di lapangan, ternyata masih ada kantor yang mempekerjakan karyawanya tanpa fasilitas ini, padahal karyawan sudah kerja dan sering lembur "berdarah-darah", tapi enggak diapresiasi dengan fasilitas ini, tentu saja akan berdampak pada reaksi karyawan secara simultam.
Ini jugalah yang sering membuat karyawan memutuskan enggak mau lagi bertahan dan memutuskan resign dari kantor, sebab apa yang sudah di abdikannya dengan dedikasi enggak dapat apresiasi yang layak dari kantor.
4. Atasan yang bijak dan baik hati
Faktor berikutnya yang berdampak signifikan adalah faktor terkait bagaimana para atasan karyawan bijak dan baik hati.
Ya, ditemukan faktor penyebab bahwa "atasan yang toxic" sering menjadi alasan para karyawan enggak tahan kerja di kantor, maka inilah yang mestinya juga jadi atensi suatu kantor.
Oleh karenanya, terkait bagaimana para atasan yang bijak dan baik hati ini agar dapatnya menjadi fasilitas yang menyehatkan kesehatan mental dan fisik karyawan.
5. Lingkungan kerja yang healthy
Nah, faktor selanjutnya sering menjadi alasan karyawan sering resign adalah, tidak sehatnya iklim dan kondusifitas kantor.
Ya, kantornya enggak healthy, sudah gaji enggak memadai, enggak ada insentif, enggak ada bonus tambahan, atasan banyak yang toxic, enggak ada outing kantor untuk refreshing, eh tambahnya kultur maupun lingkungan kantornya toxic.
Nah, inilah yang mesti jadi atensi juga, sebab lingkungan kerja yang healthy tentu akan memberikan kenyamanan dan ketenangan jiwa dan batin bagi karyawan.
Setidaknya para user harus bisa membuat kantornya healthy, sebab inilah juga yang menjadi faktor penentu juga terkait sehat atau tidaknya kondusifitas karyawan pada umumnya.
Ya, lima hal sederhana inilah kira - kira yang sejatinya menjadi faktor paling mempengaruhi terkait betah dan tidaknya atau resign dan tidaknya karyawan dalam mengembarakan diri merekan dalam dunia kerja.
Selanjutnya tinggal bagaimana saja para user kantor ataupun perusahaan saja, setidakmya dari apa yang penulis sampaikan di atas, penulis sudah berpartisipasi untuk sumbang saran demi kebaikan bersama.
Demikian artikel ini. Semoga bermanfaat.
Untuk Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H