Anda seorang atasan/leadaer di kantor Anda?
Kalau iya, bagaimana Anda mengelola, membimbing ataupun menggembleng para bawahan Anda?
Hanya main perintah saja, kah? Tahunya kerjaan jadi saja, kah? Atau bagaimana?
Ya, sering kali realita ini terjadi, atasan enggak kompeten dalam memanajerial anggota teamwork-nya akibat tipikalnya adalah atasan yang "bos banget" ataupun atasan yang "sok supreme banget".
Padahal atasan itu adalah figur panutan yang semestinya mampu menggembleng, membimbing serta mendidik para bawahan dalam teamwork dengan baik.
Pada banyak kasus, ternyata tipikal atasan yang bersikap "bos banget" dan "sok supreme banget" inilah yang justru kedepan akan menyusahkan dan menjadi penghambat kemajuan teamwork.
Pasalnya, dirinya sendiri malah enggak paham dengan jobdesc-nya, buta soal kondisi teamwork, bahkan enggak mau tahu menahu siapa berbuat apa di teamwork-nya.
Kelanjutannya bakal bisa ditebak, tipikal atasan yang seperti ini bakal enggak langgeng, karena sebentar kemudian pasti akan terdeteksi oleh unsur atasan di atasnya.
Tentu saja ending-nya adalah, di mutasi ataupun dirotasi, itu pun masih mending, karena enggak sedikit yang terjadi adalah dapat punishment turun jabatan atau lebih parah lagi dipecat.
Nah, berkaitan dengan itu, melalui artikel ini, penulis ingin merekomendasikan beberapa hal, terkait bagaimana sih eloknya atasan itu membimbing bawahan dengan bijak.
Lantas apa sajakah itu?
Pertama, sering-seringlah mengarahkan dan mengingatkan job desc bawahan dan apa yang jadi target dan goal kerja teamwork.
Ya, jangan ragu untuk sering mengingatkan job desc bawahan Anda, karena terkadang kalau enggak diingatkan mereka sering lupa dan lepas kendali. Jadi ada baiknya Anda doktrin mereka untuk selalu ingat tugas pokoknya masing-masing.
Termasuk juga, sering-seringlah mengarahkan apa yang sebenarnya menjadi target dan goal teamwork agar mereka tidak melenceng dalam produk kerja. Tentunya hal ini diterapkan adalah dalam rangka menggenjot kinerja teamwork.
Kedua, sering-seringlah memberikan guidance dan coaching yang memadai sesuai job desc mereka masing-masing.
Ya, kesalahan mendasar atasan pada anggota teamwork adalah, sering mendelegasikan perintah atau tugas tapi tanpa disertai informasi akurat apa yang harus dikerjakan oleh para bawahan.
Atau dalam artian, ada perintah tugas tapi seringkali enggak ada guidance-nya, termasuk coaching-nya, padahal kan, bawahan perlu diberi wawasan agar mereka paham apa sih yang harus dikerjakan.
Nah, guidance dan coaching inilah yang perlu secara sistemik untuk diterapkan, lagi pula kalau atasan mampu menerapkan guidance dan coaching, maka inilah pertanda atasan yang kompeten dan bertanggung jawab. Inilah atasan yang tahu mengenali anggotanya dan tahu siapa berbuat apa dalam teamwork-nya.
Ketiga, sering-seringlah mengapresiasi kinerja para bawahan.
Ya, mengapresiasi kinerja para bawahan kelihatannya merupakan hal yang remeh temeh, tapi sejatinya berdampak signifikan bagi mental dan daya juang para bawahan untuk bertanggung jawab pada tugas pokoknya.
Oleh karenanya, atasan janganlah pelit-pelit amat kalau soal mengapresiasi kinerja bawahan ini, kalau memang kinerjanya baik dan bisa dipertanggung jawabkan, berilah apresiasi kepada mereka.Â
Nah, inilah kurang lebihnya tiga hal yang bisa diterapkan oleh unsur atasan dalam rangka membimbing para bawahannya dalam teamwork.
Oh iya, sedikit tambahan lagi, atasan juga diharapkan agar selalu hadir bagi teamwork tatkala para bawahan perlu arahan tambahan ataupun setiap kali bawahan bertanya soal produk kerja. Pokoknya jangan pelit waktu soal ini.
Selain itu, atasan juga harus selalu bisa menciptakan iklim teamwork yang sehat dan kondusif atau jauh dari lingkungan teamwork yang toksik.
Tentunya kalau iklim kerja teamwork selalu kondusif dan sehat, akan semakin meningkatkan mutu dan kualitas teamwork.
Sekarang selanjutnya tinggal bagaimana Anda saja dalam mengelola teamwork Anda, mau jadi atasan yang "bos banget", yang "sok supreme banget" dalam teamwork. Atau jadi atasan yang selalu care bagaimana mengelola teamwork dengan bijak. Pilihannya tinggal pada Anda saja.
Demikian kiranya artikel singkat ini. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H