Tantangan dan beban hidup, baik itu soal pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari merupakan realita yang harus kita hadapi dan jalani.
Memang tidak dimungkiri, ketika berjibaku menghadapi tantangan realita hidup ini, kita sering dihadapkan dengan benturan-benturan hebat yang menerpa diri kita.
Tak pelak karenanya, berbagai benturan hebat tentang realita hidup tersebut justru sering sekali membuat kita mengeluh diantaranya seperti capek, lemas, kehabisan waktu, kurang uang, malu dengan orang lain tentang kita, hidup terasa rumit, dan sebagainya.
Padahal sejatinya, kalau kita bisa visioner dan futuristik serta selalu memiliki visi gratitude (visi bersyukur) untuk berupaya gigih dalam menghadapai berbagai benturan beban hidup tentu kita akan lebih menuju ke solusi daripada mengeluh.
Sebab, seberapapun kita sering mengeluh terkait realita tantangan dan beban hidup tidak akan mengubah situasi, kondisi, maupun keadaan yang dialami kalau kita tidak ada niat dan praktik langsung untuk merubahnya.
Situasi, kondisi, maupun keadaan ini bukanlah tercipta untuk melayani kita.
Ya. Kita harusnya memahami dan meresapi bahwa apa yang menjadi situasi, kondisi, maupun keadaan ini bukanlah tercipta untuk melayani kita.
Tapi kita lah yang harus beranjak maju mengubahnya, terus gigih berjibaku untuk menghadapi dan menjalani tantangan dan realita.
Jadi, jangan hanya berharap kalau semuanya harus sesuai keinginan dan ekspektasi kita, sebab suka atau tidak suka situasi, kondisi, maupun keadaan yang menjadi terpaan dan cobaan hidup akan tetap terjadi pada kita.