Ya, resign prematur jelas menandakan bahwa immun mentality para fresh graduate terlalu rapuh dan loyo. Gampang lari dari realita akibat enggak realistis.
Lagipula, kalau resign prematur ini sering banget dilakukan oleh para fresh graduate, maka akan berdampak ketika fresh graduate harus melamar kerja di tempat lain.
Bisa jadi pihak perusahaan atau kantor yang saling berjaringan atau saling berelasi dalam hal perekrutan kandidat karyawan akan menandai ataupun mem-banned fresh graduate yang kedapatan sering banget resign prematur dari kantor lain.
Sehingga yang terjadi adalah, fresh graduate malah banyak yang sulit dapat kerja karena terdeteksi sering berperilaku resign prematur.
Inilah yang semestinya patut jadi catatan penting dan pembelajaran berharga bagi para fresh graduate agar jangan sering berperilaku resign prematur.
Sebaiknya ketika fresh graduate mulai terjun dalam dunia kerja itu harusnya berproses lebih dahulu, belajar banyak lebih dahulu tentang dunia kerja itu seperti apa.
Nolkan dulu ekspekatasi tinggi, kebelakangkan idealisme diri, keluarkan potensi, utamakan mutu dan kualitas, kedepankan memperoleh wawasan dan berbagai skills, hilangkan keluh kesah negatif yang meracuni mental diri.
Begitulah semestinya yang dilakukan oleh para fresh graduate, jangan sedikit-sedikit enggak pas dan cocok soal kerjaan terus resign prematur.
Percayalah terlalu sering resign prematur itu enggak ada gunanya, justru akan semakin mempersempit pintu rezeki dan malahnya membodohi diri sendiri.
Nah, daripada nantinya justru jadi sulit dapat kerja karena terdeteksi sering resign prematur lebih baik itu konsisten berproses dalam mengarungi dunia kerja.