Ismail Bolong, yang katanya pengusaha batubara yang juga pensiunan Polisi dengan pangkat terakhir Aiptu membuat heboh publik terkait pernyataannya melalui rekaman videonya yang akhirnya juga viral.
Sebab, Ismail Bolong mengaku pernah menyetor uang Rp. 6 Miliar kepada Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto. Selain itu dirinya juga mengaku pernah menyetor uang Rp. 200 Juta kepada salah satu pejabat Polres Bontang.
Bahkan dirinya juga mengaku, bahwa, Setoran-setoran tersebut dilakukannya saat masih aktif menjadi polisi dengan jabatan Satintelkam Polres Samarinda, Kalimantan Timur.
Meskipun pada akhirnya Ismail Bolong mengklarifikasi sekaligus mencabut pengakuannya tersebut dengan sejumlah alasan.
Katanya saat membuat video tersebut dirinya dapat tekanan dari eks Karopaminal Polri Brigjen Pol Hendra Kurniawan yang kini telah dipecat dengan tidak hormat karena terlibat kasus pembunuhan Brigadir Joshua sebagai tersangka ataupun terdakwa obstruction Of Justice.
Lantas, dengan adanya pengakuan Ismail Bolong dan pada akhirnya pengakuannya tersebut dicabut, apa sebenarnya yang bisa dikuak dari viralnya Ismail Bolong ini?
Ya, terkuak bahwasanya ada fakta praktik mafia tambang di kepolisian.
Buktinya apa?
Buktinya ya pengakuam Ismail Bolong tentang ilegalnya usaha tambang batubara miliknya. Sebab, saat masih aktif jadi polisi ternyata dirinya juga punya kerja sampingan "main batubara."
Bahkan diakuinya, bahwa apa yang dilakukannya itu ilegal pula. Atau dalam artian, Ismail Bolong punya usaha tambang batubara tapi tidak berizin.
Nah, patut dipertanyakan bukan, bagaimana Ismail Bolong bisa main tambang batubara sementara untuk usaha batubara harus berizin, pasti ada praktik mafia perizinan kan, pasti ada mafia tambang kan.
Termasuk statusnya yang sekarang yang katanya pengusaha tambang, patut juga dipertanyakan legalitas usaha tambang miliknya kalau dirinya masih terjun di tambang ini.
Jadi, jelas bukan bahwa terkuak ada fakta praktik mafia tambang di Kepolisian dari viralnya pengakuan Ismail Bolong ini, dan tentunya ini bukan sepele. Ini harus ditindak lanjuti oleh pihak yang berwenang.
Apalagi dari viralnya Ismail Bolong ini dan semenjak terbongkarnya Kasus Pembunuhan berencana Brigadir Joshua yang didalangi pecatan Jenderal Polri Ferdy Sambo, termasuk juga terbongkarnya kasus jual beli Narkoba yang didalangi oleh Irjen Pol Teddy Minahasa.
Ternyata berhembus isu perang bintang di internal Kepolisian, ada isu saling sandera antar Jenderal Polisi, dan ada isu para Jenderal Polisi sedang pegang kartu truf masing-masing.
Sehingga dari rentetan hal tersebut, maka jelas isu-isu ini juga tidak bisa dibiarkan, sebab sangat rawan semakin menjatuhkan kepercayaan publik terhadap Institusi Polri.
Lantas, sebaiknya harus bagaimana?
Ya, semestinya merebaknya isu mafia tambang ini haruslah ditindak lanjuti, sebab fakta sudah jelas membuktikan, saat Ismail Bolong masih aktif jadi Polisi, ternyata "Dia" main tambang batubara secara ilegal, sehingga inilah yang perlu didalami oleh pihak berwenang.
Apalagi juga, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit pernah tegas menyatakan akan memberantas mafia tambang, termasuk menegaskan tidak ada Polisi yang melakukan setoran-setoran alias pungli demi suatu hal di Kepolisian, tidak ada polisi yang jadi mafia tambang.
Nah, apa yang pernah dicanangkan ini, ya harus dibuktikan, jangan hanya dibibir saja, dari terungkapnya peran Ismail Bolong terkait pengepul batubara ilegal saat dirinya masih aktif jadi polisi lalu, maka pihak Polri harus mendalami terkait adanya mafia tambang ini di internalnya.
Selain itu juga, pihak berwenang lainnya seperti KPK, harusnya merespon adanya fakta praktik mafia tambang dari viralnya Ismail Bolong ini, sehingga dalam hal ini pihak KPK semestinya perlu menindak lanjuti dengan mendalami atau menginvestigasi lebih detil.
Mungkin juga dalam hal ini, pemerintah perlu juga mementuk tim independen pencari fakta untuk mengungkap praktik mafia tambang ini.
Tapi entahlah, semua ini tergantung bagaimana pemerintah saja dan pihak berwenang lainnya. Mau diusut tuntas terserah, mau enggak diusat ya terserah saja.
Yang jelas, dengan viralnya Ismail Bolong ini, maka jadi tersinyalir bahwa di Institusi Polri ada jejak dan praktik mafia tambang. Jadi dalam hal ini juga, tinggal dari pihak Kepolisian saja, mau makin bobrok dan semakin hancur dimata publik atau semakin cemerlang dan dipercaya publik.
Ya, harapan publik itu sederhana saja, semoga dari viralnya Ismail Bolong terkait adanya praktik mafia tambang ini ada upaya tindak lanjut untuk mengatasinya dan memberantasnya.
Demikian artikel ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H