Jujurly, sebelumnya aku sebenarnya enggak suka yang namanya dunia tulis menulis, wawasan literasiku sangat minim, tapi semenjak aku mencandui Kompasiana, betapa aku baru sadar, ternyata betapa pentingnya literasi.
Niat ku murni berbagi manfaat alias non komersil.
Ya, sesungguhnya aku mencandui Kompasiana ini sedari awal enggak ada niatku komersil sedikit pun, aku hanya punya satu tujuan, apa yang ku persembahkan melalui artikelku dapat bermanfaat bagi orang lain.
Memang, ada sejumlah keuntungan finansial yang diberikan oleh Kompasiana, dan ku akui aku dapatkan juga itu, tapi tetap bukan kesitu arahku, aku tetap pada niatku berbagi manfaat.
Aku pun tak ada ambisi mengejar K-Reward, mengejar keuntungan Infinite dan tak ada ambisi jadi the best nomination apalah-apalah di Kompasiana ini, entah juga kenapa kok begitu.Â
Beneran deh, malah aku tawarkan gratis kepada pihak manapun yang butuh artikelku, siapapun yang mau ambil artikelku mau dikomersialkan silakan saja. Ambil saja tanpa permisi pun silahkan.
Buktinya, aku tak pernah marah dan menuntut berbagai pihak lain di luar sana yang "mencuri" artikel-artikelku yang telah ku buat di Kompasiana untuk dikomersialkan oleh mereka tanpa seizinku.
Padahal sebenarnya bisa saja aku mengklaimnya, karena itu merupakan persoalan hak cipta dan kekayaan intelektual miliku, tapi entah kenapa juga aku kok enggak ada niat seperti itu.
Mencandui Kompasiana adalah terapi jiwa.
Ku akui, Kompasiana membuatku candu, sehari tak berkompasiana seperti ada yang hilang, bahkan ku akui semenjak ku bergabung di Kompasiana aku jadi tahu yang namanya dunia tulis menulis, dari sebelumnya buta sama sekali tentang dunia tulis menulis sampai akhirnya aku bisa seperti sekarang ini.