Coba Anda ingat-ingat kembali apa yang menjadi perjanjian Anda dan komitmen Anda dengan pihak kantor ketika Anda setuju untuk bekerja di kantor Anda.
Nah, dengan begini, setidaknya Anda kembali tersadar, dan setidaknya me-refresh kembali pikiran Anda, terkait ikatan apa sejatinya yang membuat Anda mengambil keputusan bekerja di kantor Anda.
Kedua, coba Anda ingat-ingat kembali lagi, apa yang menjadi visi, misi, dan road map Anda.
Ya, setidaknya dengan begini Anda jadi me-refresh kembali pemikiran Anda, dan tersadar kembali, bahwa ternyata sebelumnya Anda punya target dalam bekerja.
Begitu juga tentunya Anda jadi ingat kembali, bahwa ternyata Anda punya goal yang ingin Anda raih, anda punya peta jalan yang sudah Anda rencanakan dalam perkembangan karier Anda.
Ketiga, ketika Anda memutuskan untuk berperilaku quiet quitting, ujung-ujungnya pasti akan ketahuan juga atau lama kelamaan kantor pasti akan membaca dan mengetahuinya dan bisa jadi karena kantor sudah tahu perilaku Anda tersebut, malahnya Anda dipecat atau di PHK.
Nah, kalau memang Anda sudah benar-benar, tidak bisa lagi konsisten dengan komitmen Anda pada poin satu dan dua di atas, lalu Anda tetap berperilaku quiet quitting maka ini artinya Anda sudah tidak lagi sejalan dengan visi dan misi kantor, Anda sudah tidak cocok lagi dengan kantor.
Nah, daripada kantor duluan yang memecat Anda karena pada akhirnya mengetahui perilaku quiet quitting Anda, maka lebih baik Anda mengundurkan diri saja secara terhormat.
Kalau memang apa yang Anda pikirkan tentang kantor sudah dirasa jauh dari apa yang menjadi standar idealisme Anda, ya sudah, buat apa Anda bertahan, ya sudah, cari saja lagi tempat kerja yang menurut Anda cocok buat Anda, siapa tahu di tempat yang baru Anda bisa lebih berkembang dan siapa tahu juga kulturnya cocok dengan Anda.
Nah, inilah kira-kiranya yang bisa penulis sarankan soal quiet quitting ini, dan di sini penulis mengajak agar Anda pertimbangkan lagi dengan matang terkait penjabaran penulis pada poin satu dan dua di atas, mudahan saja Anda bisa termotivasi kembali untuk bekerja sesuai komitmen Anda dan enggak terpengaruh untuk berperilaku quiet quitting.
Patut jadi catatan, dinamisnya pergerakan dinamika dunia kerja itu di mana pun tempatnya berada yang berlaku adalah, semakin kekinian adalah semakin selektif, ketat dan persaingan cenderung semakin keras.