"Jangan kasih mamam bayimu yang begitu dulu, sebaiknya yang begini dulu dan sebaiknya yang begitu dulu. Takutnya, nanti begini dan takutnya nanti begitu".
Kira-kira begitulah yang pada umumnya seringkali berlaku kepada para pasangan suami istri (Parents), khususnya kepada pihak ibu ataupun istri kita, ketika menyoal tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu atau MPASI ini.
Ada saja saran ataupun rekomendasi yang ditujukan kepada pasangan suami istri, khususnya kepada istri, baik itu dari ibu kandung istri maupun dari ibu mertua istri soal MPASI ini.
Lantas, bagaimanakah sikap Parents terkait ini, bingung kah, menolaknya kah, menerimanya kah, atau harus bagaimana kah?
Yang jelas, kalau berpikir secara positif dan visioner, maka apa yang seringkali dipersoalkan soal MPASI ini olah para orangtua pasangan suami istri yang sedang memiliki bayi, apalagi bila ini merupakan pengalaman yang perdana, maka secara intinya adalah bertujuan baik.
Sebab memang, asupan MPASI sebagai makanan atau minuman bergizi seimbang yang diberikan kepada bayi berusia 6-24 bulan tidaklah bisa sembarangan, memang harus wawas, teliti, dan hati-hati.
Ya, soal MPASI, yang tua pernah muda, yang muda belum pernah tua.
Begitulah kira-kiranya istilah peribahasanya, karena jelas memang orangtua pasti jauh lebih berpengalaman soal MPASI ini.
Jadi, ya enggak ada salahnya kan kalau apa yang menjadi saran para orangtua soal MPASI ini jadi pertimbangan positif bagi pasangan suami istri terkait asupan MPASI ini bagi bayi Parents.
Tentunya hal ini dipersoalkan oleh para orangtua kita adalah dalam rangka proses tumbuh kembang bayi agar asupan gizinya seimbang dan takarannya tepat.