Mohon tunggu...
Sigit Eka Pribadi
Sigit Eka Pribadi Mohon Tunggu... Administrasi - #Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#

#Juara Best In Specific Interest Kompasiana Award 2023#Nominee Best In Specific Interest Kompasiana Award 2022#Kompasianer Terpopuler 2020#Menulis sesuai suara hati#Kebebasan berpendapat dijamin Konstitusi#

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

MPASI, yang Tua Pernah Muda, yang Muda Belum Pernah Tua

24 Agustus 2022   08:41 Diperbarui: 24 Agustus 2022   08:45 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi asupan gizi bayi dalam hal MPASI | Dokumen Foto Via TVCrecer.com

Ketiga, ketika si kecil mulai membuka mulutnya Saat ditawarkan makanan, seperti ketika kerap membuka mulut ketika Parents menawarkan makanan dengan sendok misalnya.

Yang jelas juga, dari kombinasi konseling soal MPASI ini penekanannya adalah bahwa bayi mulai menunjukkan tanda-tanda tersebut di atas adalah sekitar usia 6 bulan dan tidak ada rekomendasi bayi dibawah usia 6 bulan untuk mulai dilakukan pemberian MPASI.

Yang pasti, kalau dari Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) soal MPASI ini yang terpenting adalah memuat menu 4 bintang, yaitu yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan sayur.

Jadi, ya tinggal bagaimana kitanya saja mengombinasikan menunya, yang terpenting dalam setiap menu tersebut mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan sayur dalam menu MPASI si kecil.

Yang tentunya dalam memberikan menu 4 bintang di atas, ya harus teliti juga, jangan sampai terlalu padat, atau dengan kata lain, harus yang lunak-lunak alias dibubur.

Nah, inilah kiranya yang bisa penulis bagikan melalui artikel ini, yang intinya apa yang dikonselingkan oleh orangtua kita kepada kita soal MPASI ini agar jangan juga disepelekan, karena mereka jelas jauh lebih berpengalaman soal MPASI ini.

Kalau pun kita kurang yakin, ya jangan langsung ditolak mentah-mentah, kita harus bijak, konseling kan juga ke dokter kita.

Nah, kalau sekiranya setelah kita konselingkan kepada dokter ada yang kurang pas terkait apa yang direkomendasikan oleh para orangtua kita, ya harus dikomunikasikan dengan baik agar tidak menyinggung perasaan para orangtua kita.

Tentunya, hal ini adalah dalam rangka saling mengedukasi bersama, termasuk juga dalam rangka tetap menjalin dan melanggengkan hubungan baik kita kepada para orangtua kita.

Sigit Eka Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun